Selasa 16 Oct 2018 03:09 WIB

Dewan Aceh Hidupkan Gerakan Dakwah Umat Islam

Saat ini narkoba sudah merajalela dengan sasaran utama mahasiswa dan pemuda

Rep: Novita Intan/ Red: Budi Raharjo
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Foto: Republika/Angga Indrawan
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pengurus Wilayah Dewan Dakwah Aceh menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) I tahun 2018 sejak 13-14 Oktober 2018 di Banda Aceh. Kegiatan yang bertajuk ‘Membangun Kesepahaman Sikap, Pikir dan Gerak dalam Dakwah Ilallah untuk Menyongsong Kemenangan Ummat Islam’.

Sekretaris Panitia Pelaksana M Reza Adlani, mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 50 peserta yaitu perwakilan Dewan Dakwah Pusat, Dewan Dakwah Aceh, Ketua dan Sekretaris Pengurus Daerah Kab/Kota Se-Aceh.

“Selain ajang silaturrahmi antar pengurus, Mukerwil ini diperlukan dalam rangka mengevaluasi program kerja tahun berjalan secara komprehensif dengan melibatkan semua pengurus daerah dan juga untuk mendengar progres kerja dakwah serta kegiatan organisasi masing-masing tingkatan,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (15/10).

Menurutnya, kegiatan ini untuk mengidentifikasi realisasi program kerja dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Sekaligus merumuskan rekomendasi dan solusi untuk menuntaskan program 2018.

Sementara Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Hasanuddin Yusuf Adan menambahkan target utama di kepengurusan yang dia pimpin sekarang adalah terwujud dan lahirnya Pengurus Daerah Dewan Dakwah di semua Kab/Kota yang ada di Aceh. Selain itu Akademi Dakwah Indonesia (ADI) yang merupakan lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh juga bisa tumbuh dan berkembang di seluruh Kab/Kota.

“Dewan Dakwah Aceh lahir sejak 1991. Dan diusianya yang sudah lebih 20 tahun ini, belum bisa juga mendewandakwahkan Aceh hingga saat ini. Padahal Pengurus Wilayah sanantiasa mensupport kehadiran Dewan Dakwah di daerah,” ungkapnya.

Tgk Hasanuddin juga meminta kepada Pengurus Daerah yang sudah terbentuk untuk dapat meningkatkan keaktifannya dan bersinergi dengan pemerintah di daerah. “Kepada Pengurus Daerah untuk senantiasa menghidupkan gerakan dakwah milik ummat islam ini. Dan gerakan dakwah tersebut tidak boleh mati. Maka dari itu perlu disiapkan generasi pelanjutnya,” tegas Tgk Hasanuddin.

Sementara itu Sekjend Dewan Dakwah Pusat, Avid Solihin mengatakan saat ini narkoba sudah merajalela dengan sasaran utama para mahasiswa dan pemuda. Hampir tiap saat barang haram itu dibawa masuk ke Indonesia.

“Mengapa sasarannya para mahasiswa dan pemuda, karena bisa jadi 10 hingga 20 tahun yang akan datang mareka lah yang akan jadi pemimpin pada setiap tingkatannya. Jika pemimpin otaknya sudah dipenuhi narkoba, tentu lah negara ini akan semakin hancur. Dan itulah yang dinginkan oleh mareka-mareka yang tidak senang dengan Islam,” kata Avid Solihin.

Avid Solihin menambahkan selain narkoba, saat ini ada 4 F yang juga menjadi tantangan dalam berdakwah. Yaitu Food (makanan) dengan label yang aneh-aneh, seperti Nasi Goreng Setan. Tentunya ini akan mempengaruhi pola fikir. Juga Fashion (mode) yang terbuka aurat. Kemudian Funny (hiburan) dan Financial (keuangan).

“Untuk menghadapi tantangan dakwah itu, maka Dewan Dakwah di minta untuk tetap berkomitmen untuk berdakwah illallah. Dari itu melalui Mukerwil ini agar dapat membuat dan menghasilkan langkah-langkah strategis agar tantangan tersebut dapat dihadapi dengan bijaksana,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement