Senin 15 Oct 2018 10:22 WIB

Dewan Dakwah Aceh Fokus Gelorakan Dakwah Islam

Sejak berdiri 1991, Dewan Dakwah berkomitmen tegakkan syiar Islam.

Rep: Novita Intan/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah pengunjung yang datang dari berbagai daerah berada di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (22/6).
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah pengunjung yang datang dari berbagai daerah berada di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Pengurus Wilayah Dewan Dakwah Aceh menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) I 2018. Mukerwil ini berlangsung  sejak 13-14 Oktober 2018 di Banda Aceh. 

Kegiatan yang bertajuk 'Membangun Kesepahaman Sikap, Pikir dan Gerak dalam Dakwah Ilallah untuk Menyongsong Kemenangan Umat Islam'.

Sekretaris Panitia Pelaksana M Reza Adlani mengatakan, kegiatan tersebut diikuti 50 peserta yaitu perwakilan Dewan Dakwah Pusat, Dewan Dakwah Aceh, ketua dan sekretaris Pengurus Daerah Kab/Kota Se-Aceh.

“Selain ajang silaturahim antarpengurus, Mukerwil ini diperlukan dalam rangka mengevaluasi program kerja tahun berjalan secara komprehensif,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (15/10).

Menurutnya, kegiatan ini untuk mengidentifikasi realisasi program kerja dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Sekaligus merumuskan rekomendasi dan solusi untuk menuntaskan program 2018.

Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Hasanuddin Yusuf Adan menambahkan target utama di kepengurusan yang dia pimpin sekarang adalah terwujud dan lahirnya Pengurus Daerah Dewan Dakwah di semua Kab/Kota yang ada di Aceh.  

Selain itu Akademi Dakwah Indonesia (ADI) yang merupakan lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh juga bisa tumbuh dan berkembang di seluruh Kab/Kota.

“Dewan Dakwah Aceh lahir sejak 1991. Dan di usianya yang sudah lebih 20 tahun ini, belum bisa juga mendewandakwahkan Aceh hingga saat ini,” kata dia seraya menambahkan padahal pengurus wilayah sanantiasa mensupport kehadiran Dewan Dakwah di daerah. 

Tgk Hasanuddin juga meminta kepada Pengurus Daerah yang sudah terbentuk untuk dapat meningkatkan keaktifannya dan bersinergi dengan pemerintah di daerah.

“Kepada Pengurus Daerah untuk senantiasa menghidupkan gerakan dakwah milik ummat islam ini. Dan gerakan dakwah tersebut tidak boleh mati. Maka dari itu perlu disiapkan generasi pelanjutnya,” kata dia.

Sementara itu Sekjend Dewan Dakwah Pusat, Avid Solihin mengatakan saat ini narkoba sudah merajalela dengan sasaran utama para mahasiswa dan pemuda. Hampir tiap saat barang haram itu dibawa masuk ke Indonesia.

Dia mengatakan, mengapa sasarannya para mahasiswa dan pemuda, karena bisa jadi 10 hingga 20 tahun yang akan datang mareka ah yang akan jadi pemimpin pada setiap tingkatannya. 

“Jika pemimpin otaknya sudah dipenuhi narkoba, tentu lah negara ini akan semakin hancur. Dan itulah yang dinginkan oleh mareka-mareka yang tidak senang dengan Islam,” kata Avid. 

Avid menambahkan selain narkoba, saat ini ada 4 F yang juga menjadi tantangan dalam berdakwah. Yaitu food (makanan), fashion (mode) yang terbuka aurat, funny (hiburan), dan financial (keuangan). 

“Untuk menghadapi tantangan dakwah itu, maka Dewan Dakwah diminta tetap berkomitmen untuk berdakwah illallah,” tutur dia.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement