Jumat 05 Oct 2018 15:57 WIB

Imam Masjid Raya Palu: Kembali ke Jalan Allah

Ia meyakini bencana yang datang adalah 'signal' atau isyarat atas kebesaran Allah Swt

Sejumlah warga korban gempa tsunami dan relawan melaksanakan ibadah shalat Jumat di Masjid Baitussalam di Desa Loli Saluran, Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Sejumlah warga korban gempa tsunami dan relawan melaksanakan ibadah shalat Jumat di Masjid Baitussalam di Desa Loli Saluran, Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Imam Masjid Raya Baiturrahim Lolu, Kota Palu, Sulteng, KH Idris Lamatoro, minta umat Islam introspeksi atas musibah gempa dan tsunami di Sulteng pada Jumat (28/9) pekan lalu. Ditemui usai Shalat Jumat pertama kali sejak bencana berkekuatan 7,4 Skala Richter itu, Idris menegaskan bahwa bencana dahsyat ini merupakan teguran dari Allah Swt atas berbagai kemaksiatan yang terjadi.

"Sudahlah, stop penyalahgunaan narkoba yang kini marak, berbagai maksiat lainnya. Bencana ini seharusnya sudah cukup bagi umat untuk introspeksi, segera kembali ke jalan Allah," katanya sambil menahan tangis dan matanya berkaca-kaca.

Ia memastikan bahwa bencana yang datang ini merupakan 'signal' atau isyarat atas kebesaran Allah Swt untuk mengingatkan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya agar meningkatkan keimanan dan ketakwaan. "Kembali ke jalan Allah," katanya berulang-ulang.

Idris yang didampingi oleh sejumlah pemuka agama setempat seperti KH Idris Latade yang juga imam Masjid Raya Baiturrahim, H Abdul Kadir Abdullah, H Zaenong Nurul Saadah dan H Jayadin S Mahu, juga mengingatkan untuk bersabar atas musibah ini. Kepada sesama pemuka agama, dia juga meminta untuk tak henti-hentinya memberikan tausyiah atau nasihat kepada umat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Sementara itu, suasana haru tampak pada para jamaah Shalat Jumat di masjid itu. Tak sedikit jamaah menangis saat mendengarkan khutbah dari khatib KH Jayadin S Mahu dan saat Idris memimpin doa seusai shalat.

Masjid itu juga rusak di berbagai bagian di plafon dan dinding-dinding pilar. Di halaman masjid itu juga terdapat tenda-tenda pengungsi.

Saat gempa pekan lalu di masjid itu sedang bersiap untuk melakukan Shalat Maghrib. Abdul Kadir menambahkan bahwa di masjid itu sudah beberapa kali ada kegiatan memandikan dan menshalatkan bagi jenazah korban gempa sebelum dikuburkan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement