Sabtu 22 Sep 2018 10:00 WIB

Habib Namlayti Mengisi Kuliah Umum di Ma'had Aly Ar Risalah

Ia mengangkat tema dakwah: prinsip, strategi dan sarananya.

Pengurus Badan Wakaf Sunniyah Bahrain, Syaikh Dr Habib Namlayti memberikan kuliah umum di Ma'had Aly Ar Risalah,  Padang.
Foto: Dok Ar Risalah
Pengurus Badan Wakaf Sunniyah Bahrain, Syaikh Dr Habib Namlayti memberikan kuliah umum di Ma'had Aly Ar Risalah, Padang.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengurus Badan Wakaf Sunniyah Bahrain, Syaikh Dr Habib Namlayti memberikan kuliah umum di Ma'had Aly Ar Risalah Padang,  Sumatera Barat, Kamis (20/9). Kuliah umum ini dihadiri oleh mahasiswa dan civitas akademika sekolah tinggi Ar Risalah tersebut. Dalam pemaparannya Namlayti mengangkat tema: Dakwah; prinsip, strategi dan sarananya.

Namlayti memaparkan, dakwah adalah kewajiban seorang Muslim. Ia juga menyebutkan beberapa prinsip dakwah, antara lain mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran serta membentengi manusia dari kekufuran dan pemahaman yang menyimpang. Selain itu dakwah juga merupakan investasi kebaikan seorang da'i.

"Karena keutamaannya sangat besar, berdakwah juga memiliki tantangan dan ujian,” kata Namlayti dalam rilis Ma’had Aly Ar Risalah yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/9).

 

Ia menambahkan, hal ini (tantangan dan ujian, red) sudah dialami langsung oleh Rasulullah. Sehingga,  seorang dai harus siap dan memiliki ilmu yang cukup dalam berdakwah. “Dai harus memiliki strategi dan bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan memanfaatkan berbagai wasilah yang ada,"  terang syaikh jebolan kampus terbaik di Mesir, Libanon dan Maroko.

Kuliah umum ini mendapat respons baik dari seluruh civitas akademika Ma'had Aly Ar Risalah. Direktur Ma'had Aly, H Zul 'Adli Lc menyampaikan terima kasih atas kesediaan Dr  Habib Namlayti menyampaikan kuliah umum di kampus sekolah tinggi Ar Risalah itu.

"Setidaknya ada dua menfaat yang bisa didapatkan dari materi kuliah umum kita sore ini. Pertama, dari sisi bahasa Arabnya. Mahasiswa bisa belajar memahami bahasa Arab langsung dari penutur aslinya. Kedua dari segi materinya yang memang diperlukan untuk berdakwah di masyarakat," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement