Jumat 21 Sep 2018 22:31 WIB

Pusat Perbelanjaan Bisa Jadi Destinasi Wisata Islami

Karena berbelanja adalah kegiatan yang paling populer bagi wisatawan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Pusat  bahan kain di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta (ilustrasi)
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Pusat bahan kain di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup (PLH) dan Sumber Daya Alam (SDA) Majelis Ulama Indonesia (MUI) berpandangan berbelanja adalah kegiatan yang paling populer bagi wisatawan. Karenanya pusat perbelanjaan harus dapat menangkap peluang ini.

Ketua Lembaga PLH dan SDA, Hayu S Prabowo mengatakan, untuk menangkap peluang itu, pusat perbelanjaan dapat memberikan kemudahan bagi pengunjung dan wisatawan Muslim untuk memenuhi kebutuhannya. Mulai dari tempat makan halal, tempat ibadah, kamar kecil serta komoditas untuk umat Islam.

Baca Juga

"Berdasarkan survey yang telah dilakukan beberapa pusat belanja di Jakarta, dengan memberikan fasilitas-fasilitas untuk pengunjung Muslim telah memberikan peningkatan jumlah pengunjung serta menambah waktu pengunjung berada di pusat belanja," kata Hayu melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (21/9).

Menurutnya, jumlah wisatawan Muslim mancanegara meningkat tajam. Pusat belanja sebagai salah satu destinasi wisata juga perlu memposisikan dirinya untuk menangkap peluang ini. Caranya dengan memberikan fasilitas, barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim domestik maupun mancanegara.

Ia juga menerangkan, tujuan orang berwisata karena tiga hal. Yaitu untuk menikmati keindahan alam, budaya dan obyek buatan manusia. "Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam kekayaan alam maupun budayanya, sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata mancanegara," ujarnya.

Untuk mendukung itu, telah ditetapkan Permen Pariwisata 14/2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Pembangunan kepariwisataan harus bertumpu pada konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan ini sangat selaras dengan tujuan Lembaga PLH dan SDA MUI.

"Mengingat Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat Muslim terbesar di dunia di mana masyarakatnya hidup harmoni bersama dengan agama lain dan terbuka serta toleran terhadap perbedaan, maka timbul gagasan untuk mengembangkan Muslim friendly tourism atau wisata Islami," ujarnya.

Hayu menyampaikan, wisata Islami menjadikan kegiatan wisata biasa sebagai kegiatan ibadah. Oleh karenanya penyelenggaraannya memadukan antara nilai wisata umum dan nilai-nilai keislaman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement