Jumat 21 Sep 2018 16:56 WIB

Masyarakat Diimbau Belajar Agama dari Kitab Kuning

Belajar membaca kitab kuning agar bisa merujuk pada sumber ajaran yang benar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah perserta latihan membaca kitab kuning (ilustrasi)
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah perserta latihan membaca kitab kuning (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era teknologi ini, tidak sedikit masyarakat yang belajar agama Islam melalui tulisan-tulisan yang menyebar lewat media sosial. Padahal, tulisan yang tersebar tersebut belum tentu kebenarannya.

Melihat realita itu, Al-Muallim Center bekerja sama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meluncurkan kegiatan Training of Trainer (TOT) Cara Cepat Baca Kitab Kuning Metode Muallim. Metode ini akan digelar di 39 daerah di seluruh Indonesia.

Ketua Penyelenggara, Syarifuddin mengatakan bahwa saat ini banyak masyarakat yang belajar Islam hanya melalui media sosial. Karena itu, pelatihan belajar kitab kuning tersebut dinilai sangat penting. Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar belajar membaca kitab kuning, sehingga bisa merujuk pada sumber ajaran yang benar.

“Saat ini banyak orang belajar Islam melalui media sosial dan google. Akibatnya, mereka hanya memiliki satu prespektif tentang ajaran Islam dan mudah menyalahkan orang lain yang berpandangan beda. Padahal di tradisi pesantren dan kitab, ulama sudah biasa berbeda pandangan,” ujar Syarifuddin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/9).

Sekretaris Umum Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) ini mengatakan, metode muallim yang digunakan dalam pelatihan ini sudah terbukti mampu membuat santri lebih cepat membaca kitab kuning. Karena, kata dia, metode ini lebih menekankan pada pemahaman dibanding menghafal bait kaidah tata bahasa Arab (Nahwu dan Sharraf).

Sementara itu, penemu metode muallim, KH Dawam Mu'allim bin Kunadi as-Sarangi menjelaskan, metode muallim ini disusun sejak 2007 di Pesantren al-Ma'rifah Kota Bontang-Kalimantan Timur. Saat itu, dia mendapati banyak santri yang mengeluh beratnya belajar tata bahasa arab (Nahwu dan Sharraf) dari sejumlah kitab yang ada. Sehingga ia pun menciptakan metode yang lebih praktis untuk cepat baca kitab kuning.

“Metode ini lebih menekankan pada pemahaman, daripada menghafal nadhom. Metode ini disusun secara komprehensif mengumpulkan semua bab di dalam ilmu sharraf dan nahwu beserta awamil, dilengkapi dengan mufrodat (kosa kata), dan latihan i'rob,” ucap KH Dawam.

Pada 2017, metode Muallim mengalami banyak peyempurnaan. Terutama setelah Muallim Center mengajarkannya di berbagai daerah di Nusantara, mulai dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, dan lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement