Kamis 20 Sep 2018 18:14 WIB

Wacana Fakultas Haji dan Umrah Terkendala SDM

Minimal harus ada enam tenaga dosen yang relevan di bidangnya dan ini belum tersedia.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama - Mastuki
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama - Mastuki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan keberadaan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu kendala merealisasikan wacana pembentukan fakultas haji dan umrah di Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). “Kendala SDM. Karena kalau prodi (program studi) itu, kan minimal harus ada enam tenaga dosen yang relevan di bidangnya, nah  itu belum tersedia,” kata Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki kepada Republika.co.id, Kamis (20/9).

Wacana pembentukan fakultas haji dan umrah sudah direspons IAIN Bengkulu. Bahkan, perguruan tinggi itu secara khusus pernah membuat seminar rencana pengembangan fakultas tersebut.

Namun, rencana itu belum direalisasikan karena tidak adanya SDM. Apalagi, mengajukan suatu fakultas harus memiliki minimal tiga prodi yang relevan.

Kemudian, hambatan kedua muncul dari sisi regulasi. Mastuki mengatakan saat ini belum ada payung hukum untuk nama fakultasnya. Pun untuk mengajukan pendirian fakultas, harus membuat naskah akademik yang disetujui para pakar di bidangnya.

Mastuki menjelaskan, wacana pembentukan fakultas haji dan umrah disebabkan karena belum maksimalnya keberanaan prodi manajemen haji dan umrah di PTKI. Padahal, masih banyak bidang dalam kajian haji dan umrah yang di luar sisi manajemen dan syariah. “Itu yang perlu dikembangkan dan diantisipasi oleh perguruan tinggi,” ujar dia.

Selama ini, Mastuki beranggapan, belum ada upaya serius merespons wacana tersebut. Kendati demikian, ada beberapa PTKI yang menyatakan ketertarikannya, seperti di Bengkulu, Semarang, Malang, Jakarta. “Ketika kemarin melempar gagasan perlunya membentuk fakultas haji dan umrah, agar semangat lagi dari perguruan tinggi muncul,” kata dia.

Sebelumnya, Kemenag menyebut banyak peluang penting dibalik dinamika penyelenggaraan haji yang mendesak untuk dicermati di dunia pendidikan. Kebutuhan berbagai layanan haji dan umrah yang kian kompleks, baik dari aspek agama maupun non-agama, seperti manajemen, bisnis, penyediaan SDM kompeten-profesional, sampai tata kelola dana haji, harus disoroti untuk mencetak para profesional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement