Rabu 19 Sep 2018 18:50 WIB

Wali Kota Hebron-MUI Bicarakan Pembangunan RS di Palestina

Masyarakat di Tepi Barat juga membutuhkan dan mengharapkan adanya RS seperti di Gaza.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun dan Walikota Hebron, Mr Tayserr Abu Sinina bersama jajarannya mengunjungi MUI Pusat bertemu Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, KH Muhyiddin Junaidi serta jajarannya, Rabu (19/9).
Foto: Dok MUI
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun dan Walikota Hebron, Mr Tayserr Abu Sinina bersama jajarannya mengunjungi MUI Pusat bertemu Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, KH Muhyiddin Junaidi serta jajarannya, Rabu (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun dan Wali Kota Hebron, Mr Tayserr Abu Sinina bersama jajarannya mengunjungi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Rabu (19/9). Mereka membicarakan tentang proposal pembangunan rumah sakit (RS) di Kota Hebron, Tepi Barat, Palestina.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, KH Muhyiddin Junaidi mengatakan, masyarakat Indonesia telah membangun RS di Gaza. Masyarakat di Tepi Barat juga membutuhkan dan mengharapkan adanya RS seperti di Gaza. "Rencananya rumah sakit akan dibangun di Kota Hebron yang dulunya tempat kelahiran Nabi Ibrahim Alaihissalam," kata KH Muhyiddin kepada Republika.co.id, Rabu (19/9).

Ia menerangkan, jumlah penduduk Kota Hebron mencapai 800 ribu orang. Mereka merupakan Bangsa Arab Palestina. Di Kota Hebron sebanyak 20 persen penduduknya adalah Yahudi. Rencana pembangunan RS di lokasi yang mayoritas penduduknya umat Islam.

Kunjungan Wali Kota Hebron ke MUI hari ini untuk memberikan pemaparan tentang proposal pembangunan RS di Tepi Barat. Mereka mempresentasikan tentang biaya pembangunan RS, perizinan, historis dan lain sebagainya. "Rumah sakit rencananya dibangun di atas tanah wakaf dari 17 keluarga, luasnya 4.000 meter persegi. Kita akan bangun RS sekitar tiga sampai empat lantai dengan biaya sekitar empat juta dolar Amerika," ujarnya.

Melalui proposal, masyarakat di Tepi Barat menginginkan RS khusus penanganan trauma atau Traumatic Psychological Hospital. Dana untuk pembangunan RS tersebut rencananya berasal dari masyarakat Indonesia yang bersedia membantu saudara-saudara di Palestina. MUI nantinya bisa menjadi koordinator pengumpulan dana. Karena itu MUI mengharapkan dukungan dari semua pihak. 

Sebelumnya, KH Muhyiddin mengunjungi Palestina pada April 2018 untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan. Palestina kemudian menyampaikan proposal pembangunan RS untuk mengobati korban yang mengalami trauma akibat kekerasan dan kebiadaban tentara Israel.

Sekembalinya dari Palestina, KH Muhyiddin berbicara dengan Wakil Presiden Indonesia untuk menyampaikan proposal dari Palestina. "Karena kita memang mendukung kemerdekaan Palestina sepenuhnya, alangkah baiknya Indonesia membangun rumah sakit di Tepi Barat," kata KH Muhyiddin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement