Rabu 19 Sep 2018 12:04 WIB

MUI Sesalkan Propaganda Agama di Lombok

MUI telah menerjunkan tim pencari fakta ke Lombok.

Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar diluar ruangan sekolah pascagempa di SDN 2 Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (29/8).
Foto:
Baznas bekerja sama dengan GO-TIX memberikan bantuan untuk korban gempa Lombok. Misi kemanusian harus dilakukan dengan ikhlas dan tulus tanpa menyelipkan propaganda agama.

MUI, kata Anwar, meminta agar persoalan ini bisa diselesaikan secepat mungkin. MUI juga mengimbau pihak-pihak yang melakukan aksi tidak bertanggung jawab itu untuk berhenti. Tindakan tersebut sangat menyakiti hati umat Islam, bukan hanya umat Islam yang tinggal di Lombok, tetapi juga di wilayah lain.

Sementara kepada organisasi-organisasi kemanusiaan yang ingin memberikan bantuan, MUI menyeru untuk fokus pada tujuan utama. Tidak perlu membawa-bawa agama yang tidak sesuai dengan agama penduduk yang diberikan bantuan.

"Bila tindakan merugikan ini tetap dilanjutkan, pasti akan menimbulkan gesekan. Itu jelas tidak baik bagi kehidupan satu bangsa," ujarnya.

Terkait hal ini, sebelumnya Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin juga mengingatkan agar misi kemanusiaan tidak dicampuri propaganda agama atau proselitisme.

"Misi kemanusiaan agar steril dari gerakan pemurtadan atau menyebarkan agama yang berbeda dengan yang dianut masyarakat terdampak bencana," ujar Menag melalui siaran pers kementerian, beberapa waktu lalu.

Menag mengatakan, tugas para pekerja dan relawan kemanusiaan di daerah bencana merupakan tugas terhormat dan mulia. Semua agama mengajarkan setiap pemeluknya untuk memberikan pelayanan kemanusiaan kepada sesama tanpa memandang keyakinan mereka.

Karena itu, ia menekankan, misi kemanusiaan juga wajib menghormati keragaman keyakinan beragama dalam masyarakat di tempat para relawan bertugas. Apalagi, UUD 1945 Pasal 29 menegaskan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

"Saya minta semua pekerja dan relawan kemanusiaan di daerah bencana agar fokus bekerja menolong sesama serta memiliki kepekaan terhadap isu-isu yang sensitif di masyarakat, terutama menyangkut adat istiadat, budaya lokal, dan identitas keyakinan agama, agar iklim yang kondusif tetap dapat dipelihara selamanya," ujarnya.

(antara ed: wachidah handasah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement