Senin 17 Sep 2018 17:59 WIB

Kemenag Upayakan Madrasah Negeri Bertambah

Kemenag telah melakukan proses penegerian untuk 158 madrasah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Siswa Madrasah di MTS Negeri 1 Bogor (ilustrasi)
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Siswa Madrasah di MTS Negeri 1 Bogor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Umar mengatakan, pihaknya akan selalu berupaya agar madrasah negeri bertambah. Naik di tingkatan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), ataupun tingkat Madrasah Aliyah (MA).

Menurut dia, animo masyarakat yang ingin masuk ke madrasah memang semakin meningkat setiap tahunnya. Karena itu, Kemenag akan terus melakukan proses penegerian untuk madrasah. Seperti tahun 2017-2018 misalnya, Kemenag telah melakukan proses penegerian untuk 158 madrasah.

"Kami sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat, kita akan terus melakukan penegerian itu. Tapi tidak serta merta," ujar Umar saat dihubungi Republika.co.id, Senin (17/9).

Namun, menurut Umar, untuk menambah madrasah negeri itu tidak bisa tanpa peran serta maayarakat. Karena, menurut dia, Kemenag sendiri terkendala dengan anggaran biaya. "Kami ini setiap tahun selalu membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin menghibahkan madrasah asetnya itu untuk dinegerikan. Di samaping itu kami juga berusaha untuk mendirikan madrasah negeri. Tetapi kita terkendala dengan biaya," ucapnya.

Dia menuturkan, jumlah madrasah saat ini mulai dari Raudatul Athfal (RA) hingga Madrasah Aliyah ada lebih dari 70 ribu. Dari jumlah itu, madrasah yang swasta ada sekitar 93 persen. Sedangkan yang negeri hanya ada tujuh persen.

Menurut dia, satu sisi memang animo masyarakat yang mau masuk ke madrasah sangat tinggi, sehingga banyak madrasah yang sampai kekurangan ruang belajar atau ruang kelas. Sementara, kata dia, di sisi lain pihaknya kekurangan dana untuk membangun madrasah. "Nah sisi lain dana kita terbatas sekali. Untuk yang ada saja kita belum cukup untuk merawat mereka," kata Umar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement