Kamis 13 Sep 2018 16:08 WIB

Generasi Milenial Berpotensi Jadi Agen Dakwah

Mahasiswa harus menjadi garda terdepan memperkenalkan Islam moderat serta toleran.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Arskal Salim mengatakan karakteristik generasi milenial yang positif, kreatif, terkoneksi, efektif, dan bersemangat sangat berpotensi menjadi agen dakwah yang inovatif. Karenanya, generasi Muslim milenial perlu disiapkan menjadi warga dunia (global netizen) yang mengakar kuat pada nilai dan ajaran agamanya.

"Pendekatan pendidikan dan pengajaran agama perlu menyesuaikan dengan konteks kekinian generasi milenial, yaitu produktif, penuh energi, semangat, percaya diri, siap dengan perubahan, suka berkolaborasi secara online, dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan ponsel pintar ketimbang komputer," kata Arskal melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (13/9).

Ia menerangkan, generasi milenial atau generasi Y adalah mereka yang lahir pada 1980 sampai 2000-an. Saat ini mereka berusia 17-37 tahun. Terkait bagaimana meneguhkan nilai keislaman pada generasi millenial, menurut dia, harus menggunakan berbagai metode yang menarik. 

Generasi milenial mungkin tidak lagi merasa tertarik untuk belajar dari buku dan menghafal. Mereka perlu didampingi dan diarahkan dalam penggunaan media sosial agar dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif dan produktif.

 

Arskal menginformasikan, Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang tergolong generasi milenial berjumlah total 802.637. Mereka tersebar di 744 PTKI negeri dan swasta. Oleh karena itu ia meminta agar melibatkan generasi milenial dalam program dan gerakan keagamaan yang berbasis sosial media. 

"Dengan penguasaan teknologi informasi generasi milenial bisa mengambil peluang-peluang strategis dalam melakukan dakwah Islamiyah yang ramah, toleran dan damai," ujarnya.

Kepala Seksi Kemahasiswaan Kementerian Agama Ruchman Basori menambahkan, penting generasi milenial mendapatkan pemahaman agama dari sumber yang otoritatif. Mahasiswa harus menjadi garda terdepan memberikan narasi dan ideologi Islam yang moderat serta toleran.

"Untuk itu mahasiswa harus menjadi sosok yang cerdas dan kritis sehingga mampu melakukan counter narasi dan ideologi pada paham dan gerakan yang intoleran dan radikal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement