Selasa 04 Sep 2018 13:50 WIB

Ketua PBNU: Penolakan Ceramah Itu Biasa dan Cobaan Pendakwah

Makanya seorang pendakwah itu memerlukan kekuatan spiritual, materi, dan immateri.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andi Nur Aminah
Muhammad Sulton Fatoni, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Foto: istimewa
Muhammad Sulton Fatoni, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sulton Fatoni menilai, penolakan ceramah terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur bukan sesuatu yang luar biasa. Menurutnya, hal ini banyak terjadi kepada para penceramah dan merupakan cobaan untuk mengajak masyarakat ke jalan kebaikan.

"Yang namanya berdakwah itu mengajak, ada yang mau ada yang tidak. Enak kalau semuanya mau. Makanya, seorang pendakwah itu memerlukan kekuatan spiritual, materi, dan immateri. Biasa seperti itu," ujar Sulton kepada Republika.co.id, Selasa (4/9).

Ia menjelaskan, berdakwah dan mengajak masyarakat kaitannya dengan masyarakat dan pastinya ada yang mau ada yang tidak. Ada yang mendukung, tetapi ada juga yang mengganggu. Hal yang terpenting, selama prinsip ustaz atau kiai itu benar, ya harus dihadapi.

"Kalau ada keraguan, tentunya jangan diteruskan. Karena, menghadapi tantangan itu bergantung pada seberapa kuat internal diri kita mengatasinya," tuturnya.

Baca: Ustaz Somad Ahli Sunnah Wal Jamaah, Kenapa Harus Ditolak?

Sulton mengungkapkan, penolakan ceramah juga sering dialami oleh para kiai dan ustaz NU. Ada yang diadang untuk tidak datang, motornya dicuri, panggungnya disatroni hingga roboh. Semua itu merupakan cobaan bagi para penceramah.

Para kiai yang selama ini mengalami penolakan juga dapat mengatasinya dengan cara-cara mereka. Misalnya, ia menyebutkan kiai yang pelaku tarekat, tantangannya dihadapi dengan wiridan atau membaca ayat-ayat Alquran. Ada kiai yang pendekatannya fikih, dilihat persoalan yang dihadapi ini karena apa, lalu dia tangani.

Lalu, ada yang pendekatan sosial budaya. Kiai yang selama ini kuat di ranah ritus budaya masyarakat, tantangan itu biasa dihadapi dengan kekuatan latar belakangnya. Tiba-tiba datang di malam hari dan melakukan komunikasi dengan masyarakat.

"Di NU penyelesaiannya bergantung pada style kiai-nya, kuat karakternya di aspek apa. Jadi, ini hal biasa. Kalau menganggap hal ini luar biasa, ya berhenti saja jadi pendakwah," kata Sulton.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad mengaku menerima pelbagai ancaman dari pihak-pihak tertentu sehingga terpaksa membatalkan rencana ceramahnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Melalui akun Instagram-nya, lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu memaparkan alasan-alasannya.

“Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap tausiyah di beberapa daerah, seperti di Grobogan, Kudus, Jepara, dan Semarang. Beban panitia yang semakin berat. Kondisi psikologis jamaah dan saya sendiri,” demikian pernyataan Ustaz Abdul Somad melalui media sosial tersebut, yang telah dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (3/9). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement