Senin 20 Aug 2018 12:48 WIB

Umat Diminta Hargai Perbedaan Perhitungan Dzulhijah

Kaum muslimin diimbau menjaga persatuan dan ukhuwah.

Rep: Novita Intan/ Red: Ani Nursalikah
Petugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan melakukan pemantauan hilal (bulan) menggunakan teropong untuk menentukan Idul Adha.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Petugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan melakukan pemantauan hilal (bulan) menggunakan teropong untuk menentukan Idul Adha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Syariah Wahdah Islamiyah telah menetapkan awal Dzulhijah, Hari Raya Idul Adha dan Puasa Arafah 1438 H. Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah, Muhammad Yusran Anshar mengatakan memutuskan 1 Dzulhijjah 1439 H di Indonesia jatuh pada Senin, 13 Agustus 2018.

Hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1439 H di Indonesia jatuh pada Rabu bertepatan dengan 22 Agustus 2018. “Puasa arafah adalah puasa pada 9 Dzulhijjah dan untuk di negeri kita jatuh pada Selasa yang bertepatan dengan 21 Agustus 2018,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Senin (20/8).

Ia menghimbau kepada seluruh kaum muslimin untuk menjaga persatuan dan ukhuwah serta saling menghargai perbedaan dalam penetapan hari puasa arafah dan hari Iduladha. Kementerian Agama (Kemenag) meminta masyarakat tidak khawatir dengan perbedaan waktu Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi.

Perbedaan ini terjadi karena penetapan awal Dzulhijah dua negara ini pun berbeda. "Kita sudah memutuskan 1 Dzulhijah itu jatuhnya pada 13 Agustus. Ini sudah dipastikan saat sidang itsbat juga," ujar Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Kemenag Khoirudin saat dihubungi Republika.co.id, Senin (13/8).

Ketika perhitungan 1 Dzulhijah dimulai dari 13 Agustus, 10 Dzulhijah saat perayaan Idul Adha di Indonesia jatuh pada 22 Agustus. Ini juga sudah menjadi kesepakatan antara pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Muhammadiyah.

Mengenai penetapan Dzulhijah ini, Khoirudin menyebut Indonesia lebih dulu menetapkan kapan dimulainya tanggal 1 Dzulhijah. Jika ada kesan perbedaan, hal tersebut karena posisi waktu yang berbeda.

"Di Indonesia kita pakainya hisab dan rukyat. Kita berpatokan pada dua hal ini. Ini metode yang paling kita yakini benar untuk menetapkan 9 dan 10 Dzulhijah," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement