Senin 13 Aug 2018 10:41 WIB

Idul Adha 2018 Beda dengan Saudi, Ini Penjelasan Kemenag

Perbedaan itu lebih karena posisi hilal dan perbedaan tempat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Muslim melaksanakan shalat Idul Adha.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Muslim melaksanakan shalat Idul Adha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah/2018 Mesehi akan jatuh pada 21 Agustus mendatang. Sementara, pemerintah Indonesia melalui sidang itsbat yang digelar Kementrian Agama pada Sabtu (11/8) menetapkan Idul Adha jatuh pada 22 Agustus 2018.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag sekaligus Ketua Tim Falakiyah, Juraidi menjelaskan, perbedaaan penetapan Idul Adha tersebut karena disebabkan beberapa hal. Di antaranya karena berbedanya tempat dalam melihat hilal.

"Terjadinya perbedaan Idul Adha 1439 Hijriyah antara Indonesia dan Arab Saudi adalah, pertana karena perbedaan mathla' (tempat), semakin posisi ke sebelah barat semakin mungkin melihat hilal, mathla' Saudi di sebelah barat Indonesia," ujar Juraidi kepada Republika.co.id, Senin (13/8).

Selain itu, berdasarkan data hisab, posisi hilal akhir Dzulqa'dah 1439 Hijriyah di Indonesia masih berada di bawah ufuk atau berkisar antara minus 1 derajat 43 menit sampai 0 derajat 14 menit, sehingga tidak bisa dirukyat atau dilihat.

"Sementara di Saudi posisi hilal sudah berada di atas ufuk atau sekitar 2 derajat 37 menit, sehingga mungkin dirukyat," ucapnya.

Jadi, tambah dia, ukurannya bukan masalah perbedaan waktu. Karena itu, keliru jika ada yang memahami perbedaan itu terjadi karena Indonesia waktunya lebih cepat empat jam daripada Saudi sehingga Indonesia mestinya lebih dulu ber-Idul Adha.

"Perlu ditegaskan lagi perbedaan itu lebih karena posisi hilal dan perbedaan tempat (mathla')," kata Juraidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement