Sabtu 28 Jul 2018 13:20 WIB

Pengelolaan Masjid tak Mewakili Harapan Generasi Muda

96,5 persen responden survei mengusulkan adanya kegiatan ibadah selain shalat.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Masjid Di Mata Generasi Milenial. Peneliti Merial Institue Danial Iskandar Yusuf memberikan paparan hasil survei di Dewan Masjid Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Masjid Di Mata Generasi Milenial. Peneliti Merial Institue Danial Iskandar Yusuf memberikan paparan hasil survei di Dewan Masjid Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak generasi muda menilai pengelolaan masjid saat ini tidak mewakili harapan dan kebutuhan kaum milenial. “Cukup banyak yang menilai pengelolaan masjid tidak mewakili harapan dan kebutuhan generasi muda,” kata peneliti Merial Institute Danial Iskandar dalam paparan “Presepsi dan Aspirasi Generasi Muda terhadap Pengelolaan Masjid” di Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jalan Jenggala I, Jakarta Selatan, Jumat (27/7).

Departemen Kaderisasi Pemuda PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) bekerja sama dengan Merial Institute melakukan survei terhadap 888 generasi muda Muslim berusia 16 hingga 30 tahun. Survei dilakukan di 12 kota besar, yakni Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Medan, dan Palembang.

Danial menjelaskan berdasarkan hasil survei, sebanyak 66,8 persen responden menilai pengelolaan masjid saat ini tidak mewakili harapan dan kebutuhan generasi muda. Sementara sebanyak 33,2 persen justru beranggapan sebaliknya.

Karena itu, ia melanjutkan banyak responden mengusulkan sejumlah hal untuk meningkatkan upaya memakmurkan masjid yang berjumlah sekitar 800 ribu itu. Masing-masing usulannya, yakni adanya kegiatan ibadah selain shalat, seperti usaha dan bisnis, pendidikan/pelatihan, kebugaran/olahraga, serta pengobatan dan penyuluhan kesehatan.

Ia menjabarkan, sebanyak 96,5 persen responden mengusulkan adanya kegiatan ibadah selain shalat. Seperti pengajian, zikir, dan tabligh akbar. Sebanyak 73,9 persen mengusulkan adanya kegiaan usaha dan bisnis, seperti koperasi, warung, dan waralaba. Kemudian, sebanyak 95,3 persen mengusulkan adanya kegiatan pendidikan/pelatihan, seperti kursus dakwah dan pelatihan imam.

Selain itu, sebanyak 67,3 persen mengusulkan adanya kegiatan kebugaran/olahraga, seperti, kesehatan, beladir, dan futsal. Terakhir, sebanyak 68,9 persen mengusulkan adanya kegiatan pengobatan dan penyuluhan kesehatan.

Danial mengingatkan Indonesia akan mengalami bonus demografi beberapa tahun mendatang. Berdasarkan data, proyeksi penduduk usia muda mencapai 64 juta jiwa pada 2017. Pun gairah dan keterlibatan generasi muda untuk beribadah di masjid tengah meningkat. Karena itu, menurut dia, penting mempertimbangkan dan memetakan presepsi dan aspirasi generasi muda sebagai acuan memperbaiki masjid.

Ketua Al Azhar Youth Leader Institute (AYLI) Muhammad Akbar Satrio menilai hasil survei tersebut mewakili suara generasi muda yang menginginkan kondisi ideal di masjid-masjid. Ia selama ini mencoba mengelaborasi pengelolaan generasi tua dan usulan generasi muda dalam mengelola masjid Al Azhar. “Jadikan survei ini pengembangan masjid ke depan,” ujar dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement