Kamis 26 Jul 2018 16:46 WIB

Pembangunan Menara MUI Ditargetkan Selesai pada 2020

MUI membangunan Menara MUI dengan dana yang berasal dari wakaf, infak, sedekah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin (kiri) dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (tengah) saat acara peletakkan batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Bambu Apus, Jakarta, Kamis (26/7).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin (kiri) dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (tengah) saat acara peletakkan batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Bambu Apus, Jakarta, Kamis (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Tasyakuran Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-43 yang mengusung tema Kemandirian Ekonomi Umat digelar peletakan batu pertama pembangunan Menara MUI di Jalan Raya Mabes Hankam, Bambu Apus, Jakarta Timur Kamis (26/7). Pembangunan Menara MUI ditargetkan selesai pada 2020.

Ketua Panitia Tasyakuran Milad MUI ke-43, Lukmanul Hakim mengatakan, sumber dana pembangunan Menara MUI dioptimalkan dari kekuatan ekonomi umat yang dikelola oleh Lembaga Wakaf MUI. Pembangunan Menara MUI dilakukan investor. Seratus persen dana pembangunan sudah siap. MUI membeli bangunan Menara MUI dengan dana yang berasal dari wakaf, infak, sedekah dan skema reksadana syariah.

photo
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin menuju tempat peletakan batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Bambu Apus, Jakarta, Kamis (26/7).

"Pembangunan (Menara MUI) ditargetkan selesai sebelum Munas MUI tahun 2020, Insyaallah Munas MUI nanti sudah bisa dilaksanakan di Menara MUI," kata Lukmanul melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (26/7).

Sekretaris Panitia Tasyakuran Mulad MUI ke-43, Rofiqul Umam Ahmad mengatakan, kantor MUI yang lebih memadai terasa semakin dibutuhkan. Hari demi hari tuntutan kepada MUI semakin besar. Frekuensi kegiatan dan program MUI semakin meningkat. Sehingga membutuhkan ruang kantor yang lebih luas dan representatif. Serta bisa mengakomodasi semua kebutuhan MUI.

 

"MUI mempunyai 12 komisi dan 10 lembaga, masih ada lagi pimpinan harian, ada Dewan Pertimbangan MUI, itu membutuhkan ruang kantor yang cukup besar, apabila organisasi ingin maksimal dan produktif," ujarnya.

Selain sebagai kantor MUI, Menara MUI juga akan dikembangkan secara produktif untuk perkantoran komersial, sentra kuliner halal, dan pusat bisnis syariah. Menara MUI adalah gedung perkantoran modern yang dibangun dalam kawasan terintegrasi Eureka Township. Kawasan Niaga terpadu ini dikembangkan di atas lahan 18 hektare. Terdiri atas perkantoran, apartemen, pusat kuliner, pusat perbelanjaan, hotel, convention center dan fasilitas penunjang lainnya.

photo
Presiden Jokowi dan Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin meletakan batu pertama pembangunan Menara MUI di Jalan Mabes Hankam, Jakarta Timur, Kamis (26/7).

Gedung Menara MUI akan berada dalam kawasan Islami. Berdampingan dengan apartemen Safa-Marwa yang berkonsep Muslim-Friendly Premium Residence, Supermarket Halal, Pusat Makanan Halal (Halal Food Gallery) dan berdekatan dengan Muslim Fashion Mall. Juga akan berdekatan dengan Muslim-Friendly Hotel, masjid besar, fasilitas latihan manasik haji dan sebagainya.

Rofiqul menyampaikan, Menara MUI akan menjadi ikon utama Kawasan Niaga Terpadu bernuansa Islami. Dalam membangun Menara MUI, MUI bekerja sama dengan PT Prima Jaringan sebagai kontraktor. Serta PT Asia Raya Kapital yang mengelola Reksadana Syariah.

"Pengembangnya PT Prima Jaringan, investornya PT Asia Raya Kapital, MUI sudah melakukan MoU, status tanah sudah selesai, dikuasai oleh PT Prima Jaringan, MUI akan membeli secara bertahap setingkat demi setingkat sesuai jumlah wakaf yang diperoleh," jelas Rofiqul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement