Sabtu 21 Jul 2018 16:51 WIB

PBNU dan Menlu Malaysia Suarakan Islam Nusantara

Islam Nusantara dinilai mampu melahirkan kebudayaan yang membumi dan merakyat.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Islam/ilustrasi
Foto: islamcan.com
Islam/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah. Pertemuan ini merupakan bentuk hubungan diplomasi antarpemerintah negara.

Saifuddin mengatakan Malaysia dan Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pengalaman di bidang keagamaan khususnya Islam. Hal ini didukung oleh berbagai macam ormas Islam yang ada di Indonesia. “Kita ada diskusi yang sangat baik, tentang bagaimana kita berkongsi pengalaman antara Indonesia dan Malaysia, mengetengahkan Islam yang sebenarnya yakni Islam yang moderat, Islam yang inklusif, Islam yang benar-benar membawa maksud rahmatan lil alamin,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung PBNU, Sabtu (21/7).

Menurutnya, pola berislam model Indonesia atau yang sering disebut dengan Islam Nusantara mampu melahirkan kebudayaan yang membumi dan merakyat. Sehingga model keberislaman ini bisa memberikan sumbangan yang konkret bagi dakwah Islam yang ramah pada level internasional.

“Saya senang dengan pandangan Pak Kiai istilah Islam Nusantara, di Malaysia ada angkatan belia Islam yang menengahkan. Bagaimana Islam melahirkan perbedaan budaya dan boleh membumi dimana saja, karena Islam sesuai namanya, baik tempat, waktu dan Islam senantiasa mengambil budaya lebih baik,” jelasnya.

Ia menyebut, kawasan Nusantara seperti Indonesia merupakan daerah yang relatif aman dibandingkan wilayah lainnya. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan umat Islam terbesar di dunia. “Indonesia merupakan negara umat Islam terbesar dan amalan Islam moderat begitu merakyat dan budaya,” ucapnya.

Ia menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk memberikan fasilitas kepada ormas Islam. Sehingga nantinya ormas tersebut memiliki peran dalam membuat keputusan atau kebijakan negara. “Bagaimana peranan ormas Islam boleh diangkat ke tahap membuat keputusan, diberikan fasilitas, the rules Islam organization, making proses by government, ormas Islam is long organization. Tidak hanya sebatas diskusi atau seminar, tetapi ormas Islam memiliki aksinya,” jelasnya.

Sementara Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil mengharapkan hubungan diplomasi ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Tak hanya itu, pola keberislaman atau Islam Nusantara bisa menjadi kiblat orang Muslim beserta budayanya.

“Dua bulan lalu ada seminar internasional sikap toleran dan Islam moderat kita sudah lama terapkan di NU. Saatnya bukan hanya seminar, diskusi tetapi aksi. Kiblat orang Muslim, kepribadian dan akhlak jauh dari radikalisme dan terorisme,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement