Jumat 20 Jul 2018 17:30 WIB

Kejagung RI Peringati Bhakti Adhyaksa dengan Doa Bersama

Keluarga besar kejaksaan diharapkan menyadari dirinya menjadi harapan bangsa.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Ketua MUI, K.H Ma'aruf Amiin  memberikan ssambutan pada  pembukaan Dzikir Kejaksaan di Lapangan utama Kejaksaan RI,Jakarta, Jumat (20/7).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua MUI, K.H Ma'aruf Amiin memberikan ssambutan pada pembukaan Dzikir Kejaksaan di Lapangan utama Kejaksaan RI,Jakarta, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) menggandeng Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) menggelar acara Doa dan Asa Kejaksaan untuk Indonesia Membangun Sinergi, Menjaga Negeri. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Bhakti Adhyaksa ke-58 di Lapangan Kejagung RI, Jakarta Selatan pada Jumat (20/7) pagi.

photo
Peserta Dzikir Kejaksaan bersiap di Lapangan Kejaksaan Utama RI,Jakarta, Jumat (20/7).

Ketua Pengurus Besar MDHW, KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan, baru kali ini Kejagung RI mengadakan kegiatan zikir dan shalawat. Kegiatan zikir mengungkapkan tanda syukur terhadap segala pencapaian. Zikir juga berfungsi untuk menyerukan Islam yang damai dan santun. Serta menyerukan Islam rahmatan lil alamin, di Indonesia disebut Islam Nusantara.

"Islam yang damai adalah Islam yang dilandasi ukhuwah wathoniyah, persaudaraan sebangsa dan setanah air, Islam yang membawa ketenteraman dan kesejukan," kata KH Musthofa saat memberikan pidato sambutan pada acara Doa dan Asa Kejaksaan untuk Indonesia di Kejagung RI, Jumat (20/7).

photo
Peserta Dzikir Kejaksaan membaca panduan Dzikir di Lapangan Utama Kejaksaan RI,Jakarta, Jumat (20/7).

Kegiatan Doa dan Asa Kejaksaan untuk Indonesia merupakan upaya sinergi Kejagung RI dengan ulama, santri, ahli zikir, dan ahli thariqah. Kejagung RI menggandeng MDHW agar bisa menghadirkan para kiai, ulama dan habaib untuk bersama-sama berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT.

 

KH Musthofa yang juga menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan, peserta Doa dan Asa Kejaksaan untuk Indonesia adalah para pegawai kejaksaan dan pesantren se-DKI Jakarta. Melalui kegiatan ini diharapkan tercipta suasana yang sejuk dan damai.

"Kami (MDHW) tidak terlibat politik praktis. Sementara dunia politik (ada) bullly, fitnah, kami (ingin) menyadarkan mereka, semua (bully dan fitnah) tidak mempengaruhi apabila Allah tidak menghendaki," ujarnya.

photo
Peserta Dzikir Kejaksaan mengaabadikan lewat handphone di Lapangan utama Kejaksaan RI,Jakarta, Jumat (20/7).

Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo mengatakan, acara Doa dan Asa Kejaksaan untuk Indonesia Membangun Sinergi Menjaga Negeri dimaksudkan untuk berdoa demi keselamatan bangsa. Melalui kegiatan ini khususnya keluarga besar kejaksaan diharapkan menyadari dirinya yang menjadi harapan banyak pihak.

"(Pegawai kejaksaan diharapkan) bisa memberikan kontribusi, menjaga keutuhan dan keselamatan bangsa melalui tugasnya sebagai aparat negara penegak hukum," kata Prasetyo kepada Republika di Lapangan Kejagung RI, Jumat (20/7).

Ia menyampaikan, semua pegawai kejaksaan yang ada di sini untuk mengukir lembar sejarah. Yakni lembaran sejarah yang indah dan membahagiakan. Pesan tersebut yang disampaikan kepada semua keluarga adhyaksa. Semacam pesan moral yang mengingatkan mereka supaya berbuat baik dan bekerja lebih giat. Serta mendedikasikan tenaga, pikiran dan waktunya.

photo
Peserta Dzikir Kejaksaan bersiap di Lapangan Kejaksaan Utama RI,Jakarta, Jumat (20/7).

Peserta Doa dan Asa Kejaksaan untuk Indonesia adalah para pegawai kejaksaan dan pesantren se-DKI Jakarta. Pengurus Besar MDHW menyampaikan kegiatan ini diikuti sekitar 3.000 peserta. Kegiatan Doa dan Asa Kejaksaan untuk Indonesia juga dihadiri KH Ma'ruf Amin yang juga Ketua Dewan Penasihat Pengurus Besar MDHW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement