Sabtu 30 Jun 2018 20:24 WIB

PBNU Luruskan Kekeliruan Tafsir Alquran

Tak semua orang bisa menafsirkan Alquran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Pengurus Jamiiyatul Qurro wal Huffadz (JQH) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat konferensi pers terkait Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Nasional VIII antar Pondok Pesantren dan Kongres ke V JQH di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (29/6).
Foto: Republika/Muhyiddin
Pengurus Jamiiyatul Qurro wal Huffadz (JQH) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat konferensi pers terkait Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Nasional VIII antar Pondok Pesantren dan Kongres ke V JQH di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Belakangan muncul tafsiran tentang Alquran yang diunggah ke media sosial, sehingga tersebar pemahaman-pemahaman radikal tidak sesuai dengan Islam rahmatal lil alamin. Badan Otonom Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jamiyatul Qurro wal Huffadz (JQH) tidak akan tinggal diam melihat pemahaman keliru itu.

Ketua Umum JQH PBNU, KH Abdul Muhaimin Zein mengatakan, banyaknya kekeliruan dalam menafsirkan Alquran tersebut akan dibahas dalam kongres JQH ke V yang akan digelar di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Karawang, pada  pertengahan Juli 2018.

“Itu yang akan kami luruskan di forum kongres nanti. Yang jelas kami itu posisinya adalah wasathiyah, moderat, dan rahmatal lil alamin. Jadi gak radikal, gak keras,” ujarnya saat ditemui Republika.co.id usai konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, kemarin.

Tidak semua orang bisa menafsiran Alquran karena ada metodenya. Menurut dia, satu ayat saja bisa menimbulkan konflik jika tidak dipahami dengan benar.

 

“Kita akan luruskan pemahaman yang salah itu. Dan itu kita selesakan sama-sama, bukan haya kita saja,” ucapnya.

Di menuturkan, JQH merupakan satu-satunya badan otonom PBNU yang fokus untuk mengkaji tentang Alquran. Selama ini, menurut dia, JQH juga sudah banyak melahirkan qori’ dan para penghafal Alquran. Karena itu, dalam Kongres JQH ke-V nanti, JQH juga akan menggelar kegiatan Mubaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Internasional II dan MTQ Nasional VIII Antar Pondok Pesantren.

Baca Juga:  Awal Lahirnya Desa Alquran

Kegiatan MTQ dan Kongres ke V ini akan digelar mulai 11 Juli hingga 15 Juli mendatang. Dia berharap dengan adanya MTQ ini bisa terjalin silaturrahmi antar pecinta Alquran di dunia dan juga di Indonesia, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama.

“Untuk kedepannya kami tidak hanya MTQ saja, kami juga ingin bergabung di organisasi Alquran Internasional. Kami juga ingin menyuarakan bahwa Alquran itu rahmatal lil alamin. Ini akan kami suarakan di forum Internasional,” kata KH Muhaimin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement