Ahad 03 Jun 2018 21:02 WIB

Cerita Alquran Raksasa dari Penganut Khonghucu untuk Jokowi

Mushaf disulam komunitas Haiyuan, Ningxia, Provinsi Otonomi Khusus Muslim di Cina.

Rep: Hasanul Rizqa/Fuji Eka Permana/ Red: Didi Purwadi
Din Syamsuddin
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAP), Prof Din Syamduddin, mengungkapkan hadiah yang diterima Kepala Negara baru-baru ini. Sebuah mushaf Alquran raksasa diberikan oleh seorang pengusaha beretnis Tionghoa asal Malaysia, Tan Sri Lee Kim Yew, kepada Presiden Joko Widodo.

Mushaf ini juga istimewa karena terbuat dari sulaman yang dibuat secara manual dengan tangan (hand-made). ''Seorang penganut Khonghucu taat yang bersimpati pada Islam, Tan Sri Lee Kim Yew, menyumbangkan mushaf Alquran sulaman raksasa kepada Dunia Islam melalui Presiden RI,'' jelas Din Syamsuddin dalam rilisnya, Ahad (3/6).

Tan Sri Lee Kim Yew adalah seorang pengusaha besar warga negara Malaysia. Ia juga memimpin lembaga sosial yang berbasis di  Malaysia, Cheng Ho Multicuture Education Trust.

Menurut ketua umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 itu, mushaf tersebut merupakan produk peradaban yang bernilai tinggi. Sulaman pada mushaf itu dibuat komunitas Muslim Haiyuan, Ningxia, Provinsi Otonomi Khusus Muslim di Cina. Din menjelaskan, masyarakat pengrajin itu punya tradisi yang kuat dalam seni menyulam.

“Proses pengerjaaan sulaman Mushaf sepanjang 17 meter ini membutuhkan ketelatenan, ketelitian dan ketrampilan khusus. Seorang penyulam profesional, dalam sehari maksimal bisa menyelesaikan tiga baris tulisan Alquran,” ujarnya.

Dalam sebuah kesempatan di Kuala Lumpur, Malaysia, Din Syamsuddin berjumpa dengan Tan Sri Lee yang menceritakan bahwa sudah hampir dua tahun sejak 2015 dirinya meminta seorang ibu di Ninxiang untuk menyulam mushaf Alquran berukuran besar. Awalnya, pengusaha negeri jiran ini berniat menyumbangkannya kepada umat Islam melalui Raja Arab Saudi.

“Lantas saya usulkan mengapa tidak melalui Presiden Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia,” kata Din mengenang pertemuan itu.

Singkat cerita, Tan Sri Lee setuju dengan usulan Din Syamsuddin tetapi dengan syarat agar dikirimkan kepadanya seorang pakar untuk memastikan (proof-reading) kebenaran penulisan Alquran. Din pun mengutus pada Februari lalu Dr Ghilmanul Wasath, seorang alumnus Universitas Al-Azhar (Mesir), ke Ningxia demi menuntaskan proyek besar yang digagas sahabatnya tersebut.

Setelah mengalami koreksi minor, mushaf raksasa ini pun diberikan kepada umat Islam melalui Republik Indonesia. Din menilai, penyerahan ini melambangkan kedekatan hubungan Cina dengan Dunia Islam.

“Sri telah mengeluarkan dana besar untuk itu. Dan jadilah mushaf (yang) dimaksud. Mungkin ini satu-satunya mushaf Alquran yang ditulis di atas kain dengan sulaman dan dalam ukuran besar yang ada di dunia.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement