Selasa 15 May 2018 23:09 WIB

Terkendala Cuaca, Tim Peneliti Bosscha tak Lihat Hilal

Teleskop yang akan digunakan sempat dimasukan kembali karena kondisi cuaca.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas melakukan pengamatan hilal melalui layar komputer yang terhubung langsung dengan teleskop di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Petugas melakukan pengamatan hilal melalui layar komputer yang terhubung langsung dengan teleskop di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Tim peneliti Observatorium Bosccha Lembang tidak melihat hilal atau penanda peralihan bulan Sya'ban ke bulan Ramadhan 1439 Hijriah. Hal itu disebabkan kendala faktor cuaca yang tidak mendukung.

Staf Peneliti Pusat Observatorium Bosscha, Evan Irawan Akbar mengatakan pengamatan sore hari ini, Selasa (15/5) terkendala oleh cuaca. Sehingga teleskop yang akan digunakan sempat dimasukan kembali. Jika kondisi cuaca cerah pun, bulan yang teramati bukan merupakan hilal karena belum terjadi konjungsi. "Meski sekarang cuacanya cerah, tapi itu bukan hilal," ujarnya, Selasa (15/5).

Dia mengatakan, konjungsi atau peristiwa saat matahari dan bulan berada segaris di bidang ekliptika yang sama pada hari Selasa terjadi pada pukul 18.47 WIB. Sedangkan matahari terbenam sebelum jam 18.00 WIB.

Ia menuturkan, meski tidak berhasil mengamati hilal, pihaknya menyerahkan keputusan kepada pemerintah, karena yang berwenang menentukan awal Ramadhan dan Syawal adalah pemerintah RI melalui proses sidang isbat.

Evan mengaku, Observatorium Bosscha hanya bertugas menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan dan penelitian hilal kepada pemerintah yang berwenang sebagai masukan untuk sidang isbat. "Interpretasinya diserahkan ke sidang isbat yang dilakukan pemerintah," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement