Senin 14 May 2018 00:16 WIB

Bertemu Grand Sheikh Al-Azhar, Waketum DMI Dititipi Pesan

Al-Azhar bersedia untuk melatih dai dan ulama dari Indonesia.

Rep: Irfan Junaidi/ Red: Israr Itah
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Syafrudin (ketiga kiri) menyalami Grand Syeikh Al Azhar, Ahmad Muhammad Ath Thayyib dalam pertemuan di Kairo, Ahad (13/5).
Foto: REPUBLIKA/Irfan Junaidi
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Syafrudin (ketiga kiri) menyalami Grand Syeikh Al Azhar, Ahmad Muhammad Ath Thayyib dalam pertemuan di Kairo, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perkembangan Islam di Indonesia belakangan ini mengundang perhatian Grand Sheikh al-Azhar, Kairo, Ahmad Muhammad ath-Thayyib. Saat menerima kunjungan delegasi yang dipimpin Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafrudin di Kairo, Ahad (13/5).

Grand Sheikh mengungkapkan bahwa al-Azhar saat ini perlu turun tangan untuk membantu masuknya kelompok-kelompok baru yang menyusupi umat Islam Indonesia. "Selama di Indonesia, kami merasakan berada di negara Muslim yang moderat dengan kemajuan teknologi dan peradabannya," tutur dia dalam kesempatan tersebut. 

Namun demikian, Grand Sheikh mengaku melihat adanya kelompok baru yang datang dan berusaha menggagalkan perjuangan Islam moderat. Untungnya, menurut dia, masyarakat Indonesia saat ini kebanyakan masih mendukung dan mengakui ajaran Islam yang moderat.

"Setelah diskusi dengan Wapres (RI), memandang al-Azhar turun langsung memberi pemahaman Islam yang benar di Indonesia melalui ikatan alumni al-Azhar di Indonesia," ujar dia. Kemudian, dia berharap, pelurusan atas pemikiran yang keliru itu bisa disebarkan melalui masjid-masjid yang tersebar di Indonesia.

Saat ini, pihaknya mengaku sudah melatih dai dan ulama dari berbagai negara. Al-Azhar pun, kata dia, bersedia untuk melatih dai dan ulama dari Indonesia. Jika pemerintah tidak bisa membiayai, tutur Grand Sheikh, al-Azhar akan menanggung semua keperluannya.

Dalam pelatihan yang berlangsung 1-2 bulan itu, pihaknya memberikan materi-materi aktual, seperti soal terorisme, isu perempuan, juga kelompok-kelompok fanatik. Dia menginginkan ada lembaga yang secara khusus ditunjuk pemerintah untuk menangani pelatihan dai dan ulama dari Indonesia.

Selain kepada dai dan ulama, pihaknya juga mengaku ingin memberikan pelatihan kepada guru sekolah menengah dengan materi yang sama. "Ini penting supaya mereka bisa memberikan pemahaman yang benar tentang Islam kepada murid-muridnya," tutur Grand Sheikh.

Tak ketinggalan, dia juga mengingatkan adanya kelompok yang ingin memecah belah umat Islam di Indonesia. Persoalan ini, menurut dia, harus mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Indonesia. Pihaknya mengaku tidak ingin melihat Indonesia dijadikan ajang perang pemikiran yang memecah belah umat.

Pada kesempatan itu, Komjen Syafrudin mengaku sangat berterima kasih atas nasihat dari Grand Sheikh. Pihaknya pun mengaku sangat tertarik untuk memanfaatkan fasilitas pelatihan yang diberikan oleh al-Azhar kepada Indonesia. 

Saat ini, DMI menempatkan diri sebagai fasilitator bagi masjid-masjid di Indonesia. Kebanyakan masjid, tutur dia, masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat.

Syafrudin juga akan menyampaikan semua masukan dari Grand Sheikh al-Azhar ini kepada Presiden RI dan Wakil Presiden RI yang juga merupakan Ketua Umum DMI. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement