Ahad 13 May 2018 21:36 WIB

MUI: Pelaku Bom Patut Diduga Orang tak Beragama

Aparat keamanan diminta untuk segera menangkap dalang aksi teror tersebut

Rep: Fuji E Permana/ Red: Budi Raharjo
Aksi solidaritas masyarakat DIY untuk Surabaya yang digelar di Tugu Yogyakarta, Ahad (13/5).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Aksi solidaritas masyarakat DIY untuk Surabaya yang digelar di Tugu Yogyakarta, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, MUI mengutuk keras peledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Bom meledak di GKI Diponegoro, Gereja Santa Maria, dan Gereja Pantekosta Arjuno.

 

Zainut mengatakan, menurut informasi terkini dari Polda Jawa Timur, ledakan bom telah membuat 13 orang meninggal dunia dan menyebabkan 40 orang luka-luka. Tindakan tersebut diluar nalar akal sehat dan sudah melampaui batas nilai kemanusiaan.

"Pelakunya patut diduga adalah orang yang tidak beragama dan sudah hilang rasa kemanusiaannya," kata Zainut kepada Republika, Kamis (10/5).

 

 

Ia menegaskan, atas dalih apapun tindakan peledakan bom tersebut tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama. MUI juga menengarai aksi terorisme di Indonesia masih memiliki akar yang kuat dengan jaringan terorisme Internasional.

 

Jika tidak bisa ditumpas maka akan terus menjadi ancaman serius bagi keamanan negara dan umat manusia. Maka MUI meminta kepada aparat keamanan untuk segera menangkap dalang aksi teror tersebut dan membasmi sampai ke akar-akarnya.

 

"MUI mengajak kepada seluruh pimpinan umat beragama dan seluruh masyarakat Indonesia untuk menyatakan perang melawan terorisme, karena terorisme merupakan kejahatan terhadap negara, agama dan nilai-nilai kemanusiaan sehingga harus menjadi musuh kita bersama," ujarnya.

 

Zainut menyampaikan, MUI juga menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban aksi terorisme. Semoga diberikan kesabaran, penghiburan dan kekuatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement