Senin 07 May 2018 06:14 WIB

KOTI Apresiasi Ajang Pekan Olahraga Perempuan

salah satu cabor gobak sodor adalah nilai plus.

Ajang Pekan Olahraga Perempuan yang dimotori oleh Fatayat NU hari ini (6/5) mengawali babak penyisihan.
Foto: istimewa
Ajang Pekan Olahraga Perempuan yang dimotori oleh Fatayat NU hari ini (6/5) mengawali babak penyisihan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ajang Pekan Olahraga Perempuan yang dimotori oleh Fatayat NU hari ini (6/5) mengawali babak penyisihan. Tiga cabor yang dipertandingkan adalah bola voli, bulu tangkis dan gobak sodor. Diikuti oleh delegasi dari 16 organisasi perempuan dari area Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

 

Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) menyambut baik ajang POP ini. Menurutnya salah satu cabor gobak sodor adalah nilai plus. Permainan gobak sodor sudah hampir tak dikenali lagi saat ini. Karena masyarakat lebih mengenal olahraga modern. Selain itu, gobak sodor sarat akan makna filosofis. Dalam permainan ini mengisyaratkan kekuatan daya tahan atas tanah air atau rumah milik kita. 

 

Pemain harus sekuat tenaga mempertahankan rumahnya sehingga tidak ada lawan yang mampu masuk dan memeperoleh poin karena merebutnya. Tak hanya itu permainan yang kerap juga disebut hadang ini mengajarkan nilai-nilai kerjasama, kekompakan, kebersamaan dan komitmen. 

 

"Permainan ini bukan hanya sehat fisik tetapi juga sehat batin. Karena didalamnya sarat akan nilai yang jika kita paham sebenarnya itu adalah pondasi kokohnya suatu bangsa" ujar Choirul Umam, Pengurus KOTI pusat.

 

Masih menurut Umam, melalui event ini Fatayat NU telah berhasil mengubah persepsi masyarakat bahwa gobak sodor itu olahraga yang kampungan dan gak bisa masuk event nasional. Nyatanya setelah resmi menjadi salah satu cabor, kini gobak sodor mulai banyak dikenal dan di pertandingkan lagi. 

 

"POP Fatayat ini juga lagi dapat momen banget, pas kemarin Pak Jokowi main hadang di Istana Bogor dan sekarang dipertandingkan di pekan olahraga perempuan ini" imbuhnya.

 

Melihat antusiasme peserta, Umam merasa kagum. Pasalnya mayoritas peserta gobak sodor adalah ibu rumah tangga yang berusia diatas 35 tahun bahkan ada satu orang yang berusia hampir 60 tahun. Namun tidak menghalangi semangat juang mempertahankan rumahnya dan staminanya luar biasa.

 

"Ada satu tim yang cukup mencuri perhatian wasit dan penonton. Dari PAC Fatayat Gunungpati yang mencapai skor telak 58-0. Stamina dan pertahanannya luar biasa strateginya juga bagus" imbuhnya.

 

Pertandingan gobak sodor masih berlanjut esok di lapangan UIN Walisongo Semarang dengan pertandingan juara grup. KOTI berharap event olahraga seperti ini berlanjut secara konsisten agar olahraga tradisional asli Indonesia dapat dilestarikan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement