Ahad 25 Mar 2018 19:00 WIB

Duet TGB-UAS Hebohkan Ponpes di Wajo

Santri bisa berkontribusi di bidang apapun, dan mampu bersaing dengan siapapun.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi bersama Ustaz Abdul Somad menghadiri sekaligus memberikan tausyiah pada peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW di Ponpes As' Adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, Makassar, Sulsel, Ahad (25/3).
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi bersama Ustaz Abdul Somad menghadiri sekaligus memberikan tausyiah pada peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW di Ponpes As' Adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, Makassar, Sulsel, Ahad (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, WAJO -- Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi satu panggung dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam peringatan Isra Miraj salah di Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Ahad (25/3).

TGB datang lebih dahulu sekitar pukul 16.00 Wita bersama Sekretaris Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia Muchlis Hanafi, Ketua Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah Andi Aderus. Kehadiran TGB mendapat sambutan meriah dari para santri yang sudah bersiap sejak di pintu masuk Ponpes As'adiyah. Ratusan santri berebut bersalaman dan berswafoto dengan Gubenur NTB dua periode tersebut.

Ketua Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah Andi Aderus mengatakan, TGB merupakan satu contoh jebolan santri yang sukses berkarir di dunia pendidikan, pemerintahan, dan menjadi pemuka agama. "TGB adalah eksperimen, dia santri, dulu saat hendak maju (Pilgub NTB), orang katakan apa yang bisa dilakukan seorang santri," ujarnya.

Hampir sepuluh tahun menjabat sebagai orang nomor satu di NTB, TGB, Andi katakan, berhasil mengubah wajah NTB di mata masyarakat luas. Tak hanya di Indonesia, melainkan juga dunia internasional.

"Kalau TGB mampu tampil menjadi Gubernur NTB. Mengapa tidak warga Sengkang, dan lulusan Ponpes As'adiyah mengikuti jejaknya," kata Andi.

Dalam ceramahnya, TGB menekankan, bahwa santri bisa berkontribusi di bidang apapun, dan mampu bersaing dengan siapapun asalkan tekun belajar dan istiqomah. "Hingga akhirnya masyarakat merasakan kepemimpinan dari santri itu mendapatkan hasil yang baik, alhamdulillah," kata TGB.

TGB juga membahas soal masifnya penyebaran kabar bohong atau hoaks yang ramai terjadi pada saat ini. TGB berharap para santri tidak ikut-ikutan menyebarkan berita atau informasi yang belum diyakini kebenarannya.

"Sekarang banyak sebarkan tanpa peduli yang dia kirim akan merusak kehormatan orang lain, hoaks menyebabkan kita tidak bisa menghormati kepada pemimpin-pemimpin kita. Semoga kita dijauhkan dari hoaks. Kita di pesantren tidak diajarkan untuk memfitnah," ucap TGB.

TGB menilai, setiap informasi maupun berita bisa saja benar, dan tidak menutup kemungkinan salah. TGB mengajak masyarakat melakukan tabayun atau klarifikasi saat mendapat informasi yang belum diketahui kebenarannya.

"Yang namanya berita bisa benar dan bisa salah, Pakai alquran yakni bertabayun. Kalau tidak yakin benar jangan kita sebarkan," lanjut TGB.

photo
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi bersama Ustaz Abdul Somad menghadiri sekaligus memberikan tausyiah pada peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW di Ponpes As' Adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, Makassar, Sulsel, Ahad (25/3).

Suasana ponpes As'adiyah semakin bergelora ketika pembawa acara mengumumkan Ustad Somad sudah berada di depan pintu masuk ponpes. Keriuhan semakin terasa setelahnya, di mana para santri saling berdesak-desakan mendapatkan tempat terbaik agar bisa bersalaman, berfoto, dan mengabadikan setiap momen kedatangan Ustaz Somad.

Jalan Ustaz Somad sempat tersendat mengingat ramainya santri yang berebut menyalaminya. Pengawalan Banser, Polisi, dan panitia acara berjibaku untuk mengantarkan Ustaz Somad ke atas panggung. Di atas panggung, Ustaz Somad bercengkrama sejenak dengan para alumni Al Azhar, termasuk TGB.

Tak lama berselang, Ustaz Somad mulai menyapa santri dan memuji para alumni santri yang ada di belakangnya. "Di belakang saya ada Tuan Guru Bajang, gubernur yang hafal 30 juz, ada juga di sebelahnya Dr Muchlis Hanafi yang juga hafal 30 juz. Saya tidak melihat ke belakang nanti hilang materi saya karena melihat mereka-mereka," ucap Somad disambut gelak tawa para santri dan wali santri yang hadir.

Ustaz Somad memilih tetap menatap ke depan, ke hadapan para santri. Namun, di hadapan Ustaz Somad pun terpampang wajah TGB, Dr Muchlis, dan Alumni Al Azhar lain.

"Saya melihat ke depan sama juga ada spanduk wajah mereka. Mereka (TGB dan kawan-kawan) merem saja ada Albaqarah di bayangannya, kalau saya merem, gelap," seloroh Ustaz Somad.

Meski mengaku tidak tamat saat belajar di Pondok Pesantren, dan merasa tidak sepandai kawan-kawan alumni Al Azhar yang lain, Ustaz Somad mengajak para santri jangan menyia-nyiakan kesempatan belajar di ponpes. "Jangan sampai ada rasa penyesalan di kemudian hari," kata Ustaz Somad.

Tausyiah Ustaz Somad sendiri tak berlangsung lama mengingat sudah masuk waktu shalat magrih. Namun begitu, UAS dan TGB akan kembali berduet dalam tabligh akbar di Lapangan Merdeka, Wajo, pada Ahad (25/3) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement