Selasa 13 Mar 2018 16:42 WIB

Masjid Yogyakarta Deklarasikan Independensi Jelang Pemilu

Masjid diajak membentengi diri dari politik praktis.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Ani Nursalikah
Al-Falah Institute (Alfin) Yogyakarta menginisiasi deklarasi independensi jelang pemilu, Selasa (13/3).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Al-Falah Institute (Alfin) Yogyakarta menginisiasi deklarasi independensi jelang pemilu, Selasa (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jelang 2019, iklim politik mulai memanas seiring dengan akan diselenggarakanya pemilihan presiden (Pilpres). Demi menjaga independensi masjid atas adanya praktik politik praktis di masjid, maka sejumlah masjid pun diajak membentengi diri.

Hal ini diinisiasi Al-Falah Institute (Alfin) Yogyakarta. Pembina Alfin Yogyakarta Ahmad Salehudin mengatakan politisasi masjid di Yogyakarta sudah cukup mengkhawatirkan karena telah banyak khutbah-khutbah di masjid yang sarat akan unsur politik. "Bahkan isinya kerap menyebar kebecian," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin malam (12/3).

Hal ini tentu perlu untuk diredam. Ia pun menilai, jika memang ada aksi politik di dalam masjid, seyogyanya hanya sebatas pemberdayaan seperti pemberdayaan ekonomi namun tanpa ada embel-embel politik.

Meskipun ia menyadari sebenarnya masjid sulit netral mengingat masjid memiliki jamaah atau komunitas. Jamaah bergantung pada siapa yang memimpin masjid tersebut.

 

"Kita memang tak bisa mensterilkan masjid, yang dapat kita lakukan adalah menjaga fungsi masjid secara umum," kata dia.

Fungsi umum yang ia maksud diantaranya adalah tetap berjalanya program-program yang dilaksanakan masjid. Masjid tak hanya menjadi tempat ibadah namun juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi dan sarana silaturahim.

Masjid dapat kembali berfungsi sebagai ruang sosial ruang pendidikan dan ruang pemberdayaan ekonomi. Meskipun, ia menila masjid juga harus berperan dalam meningkatkan kesadaran politik, namun tak sampai pada ranah yang menggiring jamaah pada politik praktis.

"Masjid wajib meningkatkan kesadaran politik. Namun tak samai mengarahkan, hanya sekedar memberikan kriteria pempimpin yang baik saja," kata pria yang juga merupakan dosen di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Univeritas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka).

Direktur Alfin Yogyakarta, Chanzul Fathan mengatakan demi membentengi masjid dari politisasi, Alfin menggelar deklarasi independensi dakwah masjid. "Kegiatan sudah digelar di tiga masjid yakni masjid Alfatah Janti, Masjid Jabir Sorowajan dan Masjid Al-Hidayah Papringan," kata dia.

Salah satu misi utama dari kegiatan ini adalah demi membentengi masjid agar tak menjadi tempat penyebaran kebencian. Terutama menjelang tahun-tahun politik seperti saat ini. Di satu sisi Alfin juga ingin menghindari politisasi masjid yang beberapa kali sempat terjadi di Yogyakarta.

"Kami sempat mendapat informasi dari salah satu takmir masjid di Yogyakarta, bahwa di masjid tersebtu sempat ditawari sebuah bantuan dari politisi namun menharap imbalan berupa suara jamaah dalam pemilu," ucapnya. Hal inilah yang kemudian menggugah Alfin Yogyakarta untuk melakukan kegiatan demi membentengi masjid dari kegiatan politik praktis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement