Senin 05 Mar 2018 15:48 WIB

Mereka yang Merugi

Kebanyakan mereka merugi dan menyesal ketika menjalani kehidupan setelah mati.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Hari Kiamat (Ilustrasi)
Hari Kiamat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kitab Bayan Ahwalin Nas Yawmal Qiyamah aw Ahwalun Naswa Dzikrul Khasirina war Rabihina Minhum berarti penjelasan tentang keadaan manusia pada hari kiamat atau keadaan manusia dan ingatan orang merugi dan yang beruntung dari mereka.

Kitab ini terdiri dari beberapa pasal. Pertama menjelaskan tentang keadaan manusia. Kebanyakan mereka merugi dan menyesal ketika menjalani kehidup an setelah mati. Sebab mereka baru menyadari seharusnya ketika hidup di dunia dulu banyak-banyak berbuat kebaikan.

Saat ini, siapa pun yang ingin merasakan kesedihan setelah mati nanti, maka al-Izz menyilakan mereka untuk melawan dan meninggalkan kitab dan sunnah yang diajarkan Rasulullah. Semua yang dibawa Rasulullah hanyalah kesia-siaan bagi mereka yang merasakan kesedihan di alam barzakh.

Kerugian ini menurut al-Izz sudah digambarkan Allah dalam surah al-Ashr (waktu). Dalam surah pendek itu, Allah menjelaskan, hanya orang yang beriman, berbuat baik, berlomba-lomba dalam kebenaran dan sabar, yang tidak merugi.

 

Pasal kedua menjelaskan tentang mengetahui kelebihan beberapa benda-benda dan kejadian atas hal lain. Bagian ini di antaranya menjelaskan tentang keutamaan jasad malaikat dibandingkan manusia. Namun, ruh manusia, terutama para nabi dan wali Allah, jauh lebih unggul dibandingkan ruh malai kat.

Para nabi dan wali, meskipun jasad mereka tertidur, tapi ruh mereka senantiasa terbangun dan menyebut asma Allah, sehingga mereka selalu dikasihi Sang Pencipta. Oleh karena itu, al-Izz menjelaskan, Allah memerintahkan malaikat dan makhluk lainnya bersujud kepada Adam, tapi ternyata iblis membangkang dan mengingkari perintah tersebut, sehingga mereka tergolong makhluk yang hatinya tertutup.

Pada bagian ini, al-Izz juga menjelaskan tentang ruh, sesuatu yang selama ini menjadi urusan Ilahi. Manusia hanya diberikan sedikit pengetahuan tentang ruh. Al-Izz banyak mengutip ayat Alqur an untuk mendukung penjelasannya. Di antara penjelasannya adalah bahwa ruh selama ini selalu mendapat petunjuk tentang kebaikan, tapi manusia selalu mengingkarinya dan merasa benar.

Untuk mendukung penjelasannya, dia mengutip al-Waqiah ayat 83-84. Dalam ayat tersebut Allah memper tanyakan mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, manusia ketika itu melihat. Pada ayat selanjutnya, Allah menjelaskan diri-Nya lebih dekat kepada manusia, tapi hal itu tidak disadari.

Pembahasan ini menjadi pelengkap atau mengingatkan kembali penjelasan sejumlah ulama, seperti Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Alim satu ini juga menulis kitab ar-Ruh, yang menjelaskan tentang sisi lain kehidupan manusia yang terabaikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement