Senin 19 Feb 2018 17:46 WIB

PDM Jember Minta Warga Muhammadiyah Makmurkan Masjid

Warga Muhammadiyah diminta jaga kesejukan dengan memakmurkan masjid.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember, Kusno menekankan agar masyarakat tidak boleh terjebak pada kejadiannya semata. Namun, ia meminta agar masyarakat, khususnya di kalangan Muhammadiyah, agar lebih arif dan bijak untuk mengambil hikmah yang ada di dalamnya.

"Dalam keyakinan Islam, segala terjadi dalam bingkai kudrat iradat Allah SWT. Namun bagi pengemban amanat pelindung, pengayom dan pengamanan dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara, tentunya harus lebih terpanggil dan bersungguh sungguh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, utamanya polri. Karena ini berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat kepada polri baik institusional maupun personal," lanjutnya.

Sementara itu, ia meminta agar jajaran insan Muhammadiyah, baik struktural, fungsional maupun warga, agar tetap hidup tenang dan tidak mudah terpengaruh dengan berbagai peristiwa kejadian tersebut. Namun, ia meminta mereka untuk harus lebih bertaqorub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. Hal itu, kata dia, dengan tetap istiqomah melaksanakan kewajiban Islam yang baik dan benar.

Dalam hal ini, ia menghimbau agar umat semarak dan memakmurkan masjid dan mushala, menyambung silaturrahim kepada tokoh agamanya, dan terus berusaha menciptakan suasana yang sejuk, damai, aman dan sejahtera. Ia menghimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan berbagai kejadian tersebut.

Selain itu, Kusno juga menghimbau kepada semua pendekar besar, kader dan siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Pimda) 04 Jember, agar menghidupkan shalat berjama'ah di mushala dan masjid Muhammadiyah di lingkungan masing-masing.

"Dan agar mereka juga berpartisipasi aktif dalam pengajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) maupun Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di lingkungan masing-masing, serta supaya koordinasi dengan semua organisasi otonom, PRM dan PCM di lingkungan masing-masing untuk antisipasi dan preventif," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, penyerangan oleh pelaku orang gila terjadi terhadap KH. Hakam Mubarak, pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Insiden tersebut terjadi saat menjelang shalat dzuhur, Ahad (18/2).

Aksi penyerangan terhadap ulama bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya, penyerangan yang dilakukan oleh orang gila telah menewaskan seorang Ustaz Persatuan Islam (Persis) di Bandung dan melukai Kiai Umar Basyri (pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah di Tenjolaya, Cicalengka, Bandung).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement