Ahad 18 Feb 2018 06:11 WIB

Ratusan Jamaah Hadiri Kajian Shubuh TGB di Lasem

TGB hormat dan kagum terhadap para ulama Lasem.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Esthi Maharani
Tuan Guru Bajang
Foto: Muhammad Nursyamsyi / Republika
Tuan Guru Bajang

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Ratusan jamaah menghadiri kajian shubuh yang disampaikan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi di Masjid Jami Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Ahad (17/2).  TGB mengaku bersyukur bisa silaturahmi ke Lasem. TGB menyampaikan, sang kakek, TGKH Zainuddin Abdul Madjid atau Maulana Syekh pernah bercerita tentang betapa hormat dan kagumnya terhadap para ulama Lasem.

"Silaturahmi dan hubungan ilmu. Kenapa Lasem dikenal sampai ke Lombok karena di tempat ini hidup orang-orang baik," ujar TGB di Masjid Jami Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Ahad (18/2).

 

photo
Tuan Guru Bajang (Muhammad Nursyamsyi / Republika)

Dalam tausiyahnya, TGB mengajak jamaah mengingat salah satu dari wasiat Nabi Muhammad SAW dalam khotbah saat haji wada (perpisahan). Menurut para ulama, isi khotbah Nabi Muhammad SAW ini seperti rangkuman dari perjalanan Rasulullah.

"Para ulama katakan rasanya, semua perjalanan nabi disarikan. Seperti buat jus, yang banyak itu menjadi satu gelas atau satu teko dari buah-buahan," lanjut TGB.

Isi salah satu khotbah yang dinilai sangat penting tersebut membicarakan tentang riba yang diwariskan. Rasul berpesan bahwa riba dari nenek moyang berupa piutang, itu telah dihapuskan.

"Jadi ada piutang riba, dan itu dihapuskan. Inilah teladan dari Baginda Nabi Muhammad SAW, bukan membebankan orang," ucap TGB.

TGB juga menekankan pentingnya orang beriman menjaga harta, jiwa, dan kehormatan orang beriman lainnya.

"Tidak boleh siapapun, setinggi apapun jabatannya boleh merusak kehormatan orang lain dengan cara dan dengan perbuatan," kata TGB.

 

Masjid ini terletak di Kelurahan Karangturi, Kecamatan Lasem dan memiliki luas tanah 7.300 meter persegi dengan luas bangunan utama masjid sekitar 2.900 meter persegi. Masjid ini memiliki daya tampung sekitar 3.500 jamaah tampil dengan gaya arsitektur bangunan mengikuti perpaduan dari unsur Jawa, Cina, dan Islam.

 

Hal ini tergambar dari bagian atap dalam masjid yang terdapat tumpangsari dengan tiga trap yang mengambarkan simbol ajaran agama Islam, yakni iman, Islam, dan ihsan. Sementara singkup lima trap mencerminkan rukun Islam. Beberapa makam kiai dan ulama besar tanah Jawa dari Lasem juga dimakamkan di komplek pemakaman masjid ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement