Sabtu 10 Feb 2018 21:00 WIB

Din: Jangan Campuri Doktrin dan Keyakinan Agama Lain

Etika merupakan salah satu kunci dalam membangun kerukunan umat beragama.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Teguh Firmansyah
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Utusan Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antara Agama Din Syamsudin mengatakan, etika menjadi salah satu kunci dalam membangun kerukunan antar umat beragama. Rujukan ini diyakini mampu membuat perbedaan agama di masyarakat tidak terpecah dan tetap terjalin secara utuh.

Din mengatakan, salah satu poin dalam tujuh poin yang telah dirangkum oleh pemuka agama adalah Etika Kerukunan. Dalam penjabarannya terdapat beberapa hal penting yang harus dilakukan bersama.

Pertama, setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai sesama makhluk Tuhan dan sesama saudara sebangsa. Kedua, setiap pemeluk agama memberlakukan pemeluk agama lain dengan niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayang, dan sikap saling menghormati.

Ketiga setiap pemeluk agama mengembangkan dialog untuk kemajuan bangsa. Keempat, setiap pemeluk agama tidak memandang pemeluk agama lain dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mencampuri urusan internal agama lain.

"Setiap pemeluk agama pun harus menghormati persamaan dan perbedaan masing-masing agama dan tidak mencampuri wilayah doktrin, akidah, atau keyakinan, serta praktik-praktik peribadatan agama lain," ujar Din Syamsudin di Istana Kepresidenan, Sabtu (10/2).

Terakhir, setiap peneluk agama harus berkomitmen bahwa kerukunan antara pemeluk agama tidak menghalangi penyiaran agama dan sebaliknya. Butir-butir ini akan menjadi etika kerukunan dan akan disosialisasikan secara berasama secara masif.

Din menyampaikan, masih banyak poin termasuk sejumlah rekomendasi pemuka agama terhatap pemerintah, DPR, pers, dan pihak-pihak lain yang merupakan stakeholder kerukunan. Karena bagi pemuka agama, sering sekali ketegangan dan konflik antar umat sesungguhnya bukan dikarenakan faktor agama tertentu, tapi lebih banyak faktor non-agama, seperti sospolekonomi apalagi yang mengandung kesenjangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement