Jumat 02 Feb 2018 09:48 WIB

NU Bertekad Kukuhkan Persaudaraan Sebangsa

NU hadir untuk semua umat manusia dan melindungi mereka yang lemah dan dilemahkan.

Rep: Muhyiddin, Andrian Saputra/ Red: Elba Damhuri
Logo NU. Ilustrasi
Logo NU. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), memperingati hari lahirnya yang ke-92 di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (31/1) malam. Pada usianya yang matang itu, NU bertekad semakin mengukuhkan semangat persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) sebagai bentuk kecintaan terhadap Tanah Air.

“Semangat NU, terutama menyambut usianya yang akan satu abad ini, adalah mengembangkan apa yang disebut sebagai hubungan persaudaraan kebangsaan di tengah masyarakat yang bineka,” ujar Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini, dalam keterangannya yang diterima Republika, Kamis (1/2).

Helmy menyatakan, sebagai organisasi sosial keagamaan, NU terus berupaya untuk salah satunya menjadi perekat hubungan kebangsaan dan ukhuwah wathaniyah. Ia mengungkapkan, dalam konteks berbangsa dan bernegara, NU masih terus berkomitmen untuk mengembangkan ajaran Islam ahlussunnah waljamaah sekaligus mengedepankan ajaran semangat cinta Tanah Air.

Dia mengatakan, dalam konteks global, peluang Indonesia untuk dijadikan kiblat percontohan dalam mengelola kebinekaan sangat besar. Hal ini, menurut dia, tak lepas dari peran NU selama ini. “Indonesia adalah negara maju dalam hal mengelola kebinekaan. Tentu saja kita tidak bisa mengingkari, NU juga sangat berperan di dalam upaya mengelola kebinekaan dan menciptakan kehidupan yang harmoni di tengah keragaman,” kata Helmy.

 

Puncak peringatan harlah ke-92 NU digelar di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Jakarta Barat, Rabu (31/1) malam. Acara tersebut dihadiri Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan sejumlah pejabat negara dan tokoh, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pada acara tersebut juga dilaksanakan pemotongan 92 tumpeng dari Nahdliyin sebagai bentuk rasa syukur atas hari lahir ormas keagamaan terbesar itu. Dalam sambutannya, KH Said Aqil Sirodj berharap, pada masa mendatang NU dapat konsisten membangun perdamaian seluruh umat.

Menurut Kiai Said, berbahagialah warga NU yang hingga puluhan tahun tetap bisa meneruskan perjuangan tokoh-tokoh NU, seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). "NU ke depan bermanfaat, berguna. Jadi faktor penting di Indonesia dan bisa membangun perdamaian kepada seluruh umat Indonesia," ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren al-Tsaqafah Jakarta ini menegaskan, tokoh-tokoh NU menitipkan amanah untuk selalu menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan dasar Pancasila dan menghormati Bhinneka Tunggal Ika.

"Di atas pundak NU, baik dapat jatah maupun tidak, tugasnya adalah menjaga dan merawat keutuhan NKRI. Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Islam, sudah final," ucapnya.

Selain itu, Kiai Said juga menjelaskan, ormas Islam yang pertama kali menerima Pancasila sebagai asas tunggal dasar negara adalah NU, yaitu pada saat Musyawarah Nasional (Munas) NU yang digelar di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Sukorejo, Situbondo, pada 1983.

Pondok pesantren ini saat itu diasuh oleh almarhum KHR As'ad Syamsul Arifin yang baru mendapatkan gelar pahlawan. \"Maka itu, tidak benar kalau ada orang yang masih mempertentangkan Islam dan Pancasila. Warga NU harus paham itu,\" kata Kiai Said.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan, selama puluhan tahun ini NU menjadi ormas Islam yang berpahamkan moderat, yakni selalu berada di tengah-tengah. "Kita tahu DNA NU adalah seperti yang disampaikan ketua umumnya, tawasuth. Ajaran yang senantiasa moderat dalam pemahaman dan pengamalan Islam," ujar Lukman.

Lukman mengatakan, NU juga telah mampu mengaplikasikan sikap tasammuh atau toleransi serta menerapkan sikap tawazzun yang artinya seimbang. "Karena NU, jati diri dan eksistensi bangsa masih terjaga hingga hari ini," kata Lukman.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengucapkan selamat kepada warga Nahdliyin atas hari jadi ke-92 NU. “Kami mengucapkan tahniah, selamat milad ulang tahun buat NU, baik buat pemimpin, kader, maupun warganya. Kami berharap, NU makin berkemajuan dan makin berperan dalam kemakmuran kehidupan berkebangsaan, dan di ranah global lebih dari apa yang selama ini sudah dilakukan,” ujar Haedar di Solo, Kamis (1/2).

Haedar juga mengharapkan, kerja sama untuk memajukan umat meningkat antarseluruh ormas keagamaan. Dia mengatakan, Muhammadiyah dan NU serta ormas keagamaan lainnya siap untuk terus mengawal Indonesia hingga mencapai bangsa yang berkemajuan, berdaulat, bermartabat dan berkemakmuran.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menilai, NU hadir bagi semua umat. Ormas Islam terbesar di dunia ini dianggap mampu melindungi umat, khususnya mereka yang miskin, lemah, dan dilemahkan. "NU tidak eksklusif dan tidak elitis. NU memahami persis masalah-masalah yang ada di rakyat kebanyakan," kata Anies di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Rabu (31/1).

Anies menyatakan, jam'iyah yang didirikan KH Hasyim Asy'ari ini selama 92 tahun mampu mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman. Anies menambahkan, NU menjadi rujukan, mercusuar, dan menjadi kolom pemersatu bagi begitu banyak kegiatan masyarakat dengan gerakan Islam di Indonesia.

Dia mengungkapkan, NU tidak saja menjadi jam'iyah dengan jumlah terbesar di dunia, tetapi juga telah konsisten menjaga keutuhan bangsa Indonesia selama 92 tahun. Sepak terjang NU, menurut Anies, akan menjadi bahan refleksi bagi Pemprov DKI soal keberagaman Indonesia. Namun, Anies mengatakan, bukan hanya keberagamannya yang penting diperjuangkan, melainkan persatuan atas keberagaman juga jauh lebih penting. (mas alamil huda, Pengolah: fitriyan zamzami).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement