Jumat 19 Jan 2018 06:42 WIB

Hamzah Tersentuh dengan Ayat Suci Alquran

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah membacakan beberapa ayat suci Alquran. Hal ini sangat menyentuh hati Hamzah bin Abdul Muthalib. Kepercayaannya terhadap takhayul pe nyembahan berhala sirna. Cahaya iman meresap ke dalam relung hatinya. Ia menyatakan diri masuk Islam.

Aku bersaksi bahwa engkau adalah orang yang benar dengan segala kesaksian. Maka, sebarkanlah dakwah sejak saat ini dengan terang-terangan. Demi Allah, saya tidak ingin hidup dengan kepercayaan saya yang dulu, ujar Hamzah.

Begitulah kisah paman Nabi yang memeluk risalah Islam itu, sebagaimana dinukil dari buku 101 Sahabat Nabitu lisan H Andi Bastoni. Sejak menjadi Muslim, Hamzah bin Abdul Muthalib setia mendampingi Nabi Muhammad dalam setiap dakwah dan jihad. Kaum musyrik Quraisy pun mulai gentar dengan kekuatan Islam.

Salah satu bentuk pembelaannya adalah ketika `Umar bin Khaththab menggedor-gedor rumah al-Arqam pada suatu malam. Di sana, Rasulullah, para sahabat, dan Hamzah sedang berkumpul dalam majelis Alquran.

Biarkan saya yang membukakan pintu, wahai Rasulullah. Jika ia datang de ngan maksud baik, kita sambut dengan baik pula. Namun, bila ia dengan niat jahat, Umar akan berhadapan dengan pedang saya, kata Hamzah.

Nyatanya, kehadiran Umar tidak lain untuk menyatakan syahadat. Nabi menyambutnya dengan sukacita. Demikian pula dengan Hamzah bin Abdul Muthalib dan para sahabat di kediaman al-Arqam. Kini, umat Islam Makkah kian kuat setelah jawara Quraisy tersebut berada di pihaknya.

(Baca: Hamzah tak Rela Rasulullah Dihina)

Namun, posisi politik kaum musyrik semakin mapan di Makkah. Sebaliknya, umat Islam di sana semakin terjepit. Rasulullah sendiri didera duka mendalam lantaran kematian Khadijah RA, istrinya yang selalu setia mendukung dakwah Islam, serta Abu Thalib, sang paman yang begitu berpengaruh di tengah kaum Quraisy. Akhirnya, umat Islam Makkah di imbau untuk berhijrah ke Yastrib (Madinah).

Hamzah bin Abdul Muthalib juga turut pindah. Ia tinggalkan harta bendanya di Makkah untuk mengikuti Rasulullah SAW memulai menyusun kekuatan di kota baru.

Beberapa waktu kemudian, umat Islam dari kalangan Anshar dan Muhajirin mesti menghadapi kaum musyrik di Perang Badar. Hamzah tampil sebagai pahlawan perang yang mampu merobohkan para jagoan musyrikin Quraisy.

Dari kubu Muslimin, Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, dan Ubaidah bin Harits merupakan punggawa yang maju menjawab tantangan Utbah bin Rabi'ah, provokator dari kubu musyrikin setelah ia berseru, Hai Muhammad, keluarkan lawan-lawan yang sepadan bagi kami!

Pada akhirnya, ketiga pahlawan Muslim itu mampu menumbangkan setiap lawannya di ajang duel satu lawan satu itu.

Ketiga petarung dari kubu Quraisy bergelimpangan. Kaum Muslim pun me raih kemenangan dengan gemilang dalam Perang Badar, meskipun kalah dari segi jumlah pasukan. Banyak di antara pa sukan musyrikin yang dibunuh atau tertawan.

Berita kekalahan kaum musyrik sampai di Makkah. Kesedihan meliputi penduduk kota itu. Salah satunya, istri Abu Sufyan, Hindun binti Utbah. Sebab, ayah dan kedua saudara kandungnya mati terbunuh dalam Perang Badar lantaran lesatan pedang Hamzah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement