Jumat 29 Dec 2017 16:59 WIB

Keputrian Yahudi-Islam Berusaha Lawan Kebencian

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Komunitas Muslim Amerika
Foto: Istimewa
Komunitas Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, NORTH JERSEY -- Setelah pemilu Amerika Serikat pada 2016, kejahatan karena kebencian terhadap Muslim mengalami peningkatan. Saat itu, seorang warga Yahudi, Arwen Kuttner merasa harus mulai mengambil tindakan.

"Saya tidak ingin komunitas Muslim atau para imigran merasa kami semua menolak mereka," kata warga Englewood ini. Sama seperti ia tidak ingin bahwa semua orang menolak Yahudi karena dianggap sebagai orang luar.

Saat itulah ia mendengar tentang Sisterhood of Salaam Shalom. Sebuah lembaga keputrian nasional yang berbasis di New Jersey ini fokus pada membangun hubungan antara perempuan Muslim dan Yahudi. Kuttner kemudian masuk ke dalam grup dan menyediakan tempat untuk berkumpul bersama. Saat ini, ia jadi salah satu pemimpin di wilayah Bergen. Tujuan mereka sederhana, yakni membentuk hubungan baik antar kultur dan agama.

Kelompok ini merupakan salah satu yang sedang berkembang. Di AS ada lagi kelompok serupa seperti Syrian Supper Club. Ada juga kelompok Yahudi yang menggalang dana untuk memperbaiki tempat ibadah umat Muslim di seluruh AS. Ada juga kelompok Muslim yang menggalang dana secara online untuk memperbaiki tempat ibadah Yahudi.

Menurut seorang pengamat yang juga Direktur Regional Liga Anti Defamasi, Joshua Cohen jaringan seperti ini sedang jadi tren. Saat melihat peningkatan anti-semitik dan Islamofobia, warga sadar bahwa mereka harus bergerak ke arah berlawanan. "Kami menyadari bahwa keyakinan dan tindakan ini berimbas pada satu sama lain," kata dia dilansir North Jersey.

Cohen mengatakan insiden anti-semitik tercatat 1.299 insiden di seluruh AS sejak Januari-September 2017. Angka ini meningkat 67 persen dari periode yang sama pada 2016. Sementara menurut data FBI, peningkatan kejahatan berbasis kebencian terhadap Islam meningkat 19 persen dari tahun 2015 ke 2016. Sebanyak 282 kejahatan terjadi pada 2016 yang terdiri dari 79 insiden anti-Yahudi dan 17 anti-Muslim.

Seorang terapis fisik, Ellen Schwartz mengatakan ujaran kebencian memang semakin tinggi sejak pemilu. Sehingga kelompok-kelompok lintas agama pun jadi punya peran lebih untuk menyebarkan nilai toleransi yang dimiliki. Sisterhood of Salaam Shalom sering kali menggelar acara sosial. Entah itu kegiatan internal yang berbagi makanan bersama hingga kegiatan di luar. Mereka banyak berbincang di rumah anggota, liburan bersama atau mengerjalan proyek komunitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement