Senin 04 Dec 2017 16:36 WIB

Persaudaraan Islam dan Posisi Indonesia di Dubai Air Show

Suasana Dubai Air Show
Foto: Ali Djauhari
Suasana Dubai Air Show

Oleh: Ali Djauhari*

Dua gadis resepsionis cantik itu masih bertanya tentang siapa yang akan saya jumpai, saat saya setengah berteriak dalam "chalet" Dubai South pada Dubai Airshow awal November lalu. "I don't want to meet my business partner, I want to see my brother, Captain Yaseen!", itulah kalimat saya yang terucap lantang.

Di ruang sebelah yang tak berbatas kaca, tampak Yaseen langsung permisi kepada seorang bule, berdiri dan mendatangi saya. "Welcome, my brother", ucapnya hangat lantas memeluk dan bersentuh pipi bagaimana kebiasaan bangsa Arab.

Selain gagasan dan ilmu pengetahuan, untuk membuka pintu yang kukuh diperlukan pula pikatan. Ketika "lawan" kita sudah terpikat, hubungan menjadi cair, semua mudah dibicarakan. Hal-hal teknis ibarat jalan datar setelah pendakian tajam. Enteng dijalankan.

Yaseen adalah direktur pengembangan Dubai South - otoritas bandara Al Maktoum, lapangan terbang terbesar di dunia ini. Saya menemuinya untuk memperkenalkan tim lanjutan Garuda Maintenance Facilities (GMF) bernegosiasi teknis dengan pihak Dubai South.

Pada saat pembukaan kata di perundingan Yaseen memuji saya setinggi pohon kurma. Katanya, "awal tahun ini, Ali datang ke sini membawa ide brilian, ia ingin membawa GMF berperan dalam maintenance, repair dan overhaul (MRO) di Dubai South". "Kami beri kesempatan Indonesia sebagai "single source" karena saya tahu GMF mampu, selain itu kalian berasal dari negeri Islam yang membuat negara-negara sekitar ok Dubai akan merasa nyaman memakai jasa kalian", tambah Yaseen.

Bekas pilot Boeing 747 ini berucap lagi, "ada ratusan pesawat generasi 5 tahun lalu di negara-negara Arab yang akan dikonversi dari pesawat penumpang menjadi angkutan kargo, saat ini lisensi itu hanya dimilik Israel. Ini peluang tambahan untuk kalian, selain jasa MRO seluruh pesawat di Dubai South ini".

Urat syaraf saya langsung bereaksi, membayangkan tak lama lagi 20 ribuan anak-anak Indonesia boleh beraksi memastikan pesawat yang mereka rawat di Dubai South selalu hebat adanya.

Angka 2.200 unit pesawat milik Uni Emirates Arab akan tercapai pada tahun 2020 nanti. Minimal jasa yang dapat diterima GMF bernilai puluhan ribu dollar hingga puluhan juta dollar untuk MRO lengkap satu pesawat. Sebuah angka yang fantastis untuk kita sia-siakan!

* Ali Djauhari, Pengusaha Indonesia

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement