Ahad 26 Nov 2017 13:30 WIB

Kepala MI Jadi Juara Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan

Rep: s bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Ustaz dan ustazah bersama siswa sekolah madrasah.
Foto: Dok SMP Cendekia Baznas
Ustaz dan ustazah bersama siswa sekolah madrasah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kado istimewa diterima Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Keji, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Supriyono pada peringatan Hari Guru tahun 2017 ini. Ia dinobatkan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai juara pertama Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2017 berkat karya tulis tentang Madrasah Inklusi Berbasis Tahfidz Alquran (MIBTA). Penghargaan atas prestasi tersebut, diserahkan kepada Supriyono langsung oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin di Jakarta, pada, Kamis (23/11) malam.

Di temui di Ungaran, Supriyono menuturkan, penghargaan pada lomba Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2017 yang diselenggarakan Direktorat GTK Kemenang RI ini dimulai dari seleksi tingkat Kabupaten Semarang.

"Bulan Juni 2017, ada seleksi di tingkat kabupaten dan menang. Terus maju mewakili tingkat Provinsi Jawa Tengah, 2 Agustus 2017," ujarnya, Ahad (26/11).

Di tingkat provinsi, ia haris mempresentasikan karya tulisnya di hadapan penguni, seperti Dosen UIN Walisongo,Prof Dr Fatah Syukur dan Prof Dr Mansur dari IAIN Salatiga. Kembali karyanya menjadi yang terbaik dan berhak mewakili Jawa Tengah di tingkat nasional. Kebetulan di tingkat Jawa Tengah ini ada 10 wakil yang berhak maju ke tingkat nasional.

"Antara lainguru Raudatul Athfal (RA), Kepala MA, pustakawan dan pengawai laboratorium untuk mengikuti lomba di Jakarta sejak 22 hingga 24 November 2017," jelasnya.

Dalam karya tulis berjudul 'Meningkatkan Mutu Madrasah melalui Pendidikan Inklusi dan Tahfidz Alquran, Supriyono mengaku harus bersaing dengan wakil dari 33 provinsi lainnya. Karya tulis tersebut merupakan obyek dari pendidikan telah diterapkan di MI Keji. Senjak 2011, MI Keji telah menerima siswa difabel atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Bahkan dari 178 siswa MI Keji, sebanyak 21 di antaranya merupakan siswa difabel serta ada empat Guru Pembimbing Khusus (GPK). Sipriyono juga mengakui, karya tulisnya didasarkan pada nilai- nilai Alquran dan Hadits, yang mengajarkan untuk tak membeda- bedakan manusia.Termasuk undang Undang (UU) Nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas danPermendiknas Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusi.

"Peraturan Menteri Agama (PMA) No 90 tahun 2013 yang diperbaruhi dengan PMA No 60 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan madrasah salah satunya juga menyebutkan menerima siswa penyandang disabilitas, jelasnya.

Alhasil, apa yang telah diimplementasikan di MI Keji ini dilirik oleh AusAID dan UNICEF untuk menjadikan MI Keni sebagai percontohan bagi pendkdikan inklusi Madrasah. Pada tahun 2018 nanti, sejumlah madrasah di Jawa Tengah yang melaksanakan pendidikan inklusi akan belajar di MI Keji. Bahkan beberapa lembaga pendidikannya jamak dijadikan lokasi penelitian bagi mahasiswa S1 maupun S2 tentang penyelenggaran pendidikan inklusi.

Apa yang telah dilakukannya ini pun membuahkan hasil. Di tingkat nasional, karya alumni IAIN Walisongo (UIN Walisongo) Jurusan Pendidikan Agama Islam ini pun keluar sebagai yang terbaik."Alhamdulillah, ini kado istimewa di hari guru kali ini," tandas Supriyono

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement