Sabtu 25 Nov 2017 11:37 WIB

Serangan di Masjid, Sisi: Kriminal dan Pengecut

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agus Yulianto
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.
Foto: Reuters
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.

REPUBLIKA.CO.ID, SINAI -- Penyerang bersenjata membunuh setidaknya 235 orang di sebuah masjid di Semenanjung Sinai, Mesir. Serangan yang terjadi di Kota Bir al-Abed, sekitar 40 km barat ibu kota provinsi Sinai Utara, El Arish, seperti dilaporkan media pemerintah setempat, terjadi sesaat setelah shalat Jumat.

Presiden Mesir Abdel Fattah el Sisi menyebut, serangan tersebut merupakan tindakan kriminal dan pengecut dalam sebuah pernyataan di televisi pada hari Jumat. Seperti dilansir Aljazirah, Sabtu, (25/11), beberapa jam setelah serangan tersebut, pesawat tempur Mesir ke angkasa, menargetkan daerah pegunungan di sekitar Bir al-Abed.

Selama shalat Jumat di sebuah masjid sufi di Bir al-Abed, Sinai Utara, empat kendaraan 4WD melaju ke masjid. Laporan mengatakan, penyerang menanam bahan peledak dan kemudian melepaskan tembakan ke arah warga yang sedang beribadah.

Penyerang selanjutnya menargetkan orang-orang yang melarikan diri dari masjid dengan berondongan tembakan.  Sedikitnya 235 orang tewas dan 120 lainnya cedera. Ini adalah serangan paling mematikan dalam sejarah Mesir ini.

Gambar yang beredar di Twitter dan ditampilkan di TV Mesir menunjukkan puluhan tubuh berlumuran darah, tergeletak di lantai masjid. Sebagian besar wajah mereka ditutupi dengan kain putih, sementara jenazah lainnya terbungkus sajadah. Beberapa pria dan wanita terlihat di samping jenazah.

Masjid Bir al-Abed diyakini menjadi sasaran empuk karena berada di luar kota utama provinsi tersebut. Kemungkinan alasan lain yang membuat masjid menjadi sasaran karena masjid tersebut mengikuti sekte sufi. Sufi dianggap kafir oleh kelompok-kelompok seperti ISIL yang juga dikenal sebagai ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement