Kamis 23 Nov 2017 19:35 WIB

Pesantren Nuu Waar Kedatangan Tamu Istimewa

Pimpinan Pusdiklat Bahasa Kementerian Pertahanan, Laksamana Pertama Supratyitno P.D bersilaturahim ke Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara, Kamis Sore.
Foto: ROL/Agung Sasongko
Pimpinan Pusdiklat Bahasa Kementerian Pertahanan, Laksamana Pertama Supratyitno P.D bersilaturahim ke Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara, Kamis Sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusdiklat Bahasa Kementerian Pertahanan, Laksamana Pertama Supratyitno P.D bersilaturahim ke Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaffah Nusantara, Kamis Sore. Dalam silaturahim tersebut, Laksma Suprayitno memberikan wejangan kepada santri-santriwati Nuu Waar.

"Belajarlah kalian, manfaatkan kesempatan ini untuk terus belajar dan belajar," pesan beliau, yang dibarengi gema takbir dari para santri.

Dikataka Laksma, keberadaan pesantren Nuu Waar merupakan bentuk pembibitan calon pemimpin masa depan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik. "Bagaimana kita bisa mengelola bangsa ini, harapan kami, pemimpin yang lahir akan menjadi contoh dan teladan masyarakat dalam bekerja dan beribadah, kata dia.

Menurutnya, pesantren sangat besar peranannya bagi bangsa. Tentunya, para pemimpin perlu melihat bagaimana perkembangan pesantren. "Seperti kita lihat di pesantren Nuu waar ini, telah disiapkan para calon pemimpin yang memiliki ilmu dan iman," kata dia.

Laksma Suprayino berharap, keberadaan pesantren terus memberikan sumbangsihnya dengan melahirkan individu yang memiliki ketahanan terhadap upaya disitengrasi bangsa. Pribadi yang selanjutnya memperkuat ketahanan keluarga, masyarakat, dan pada skala yang lebih luas lagi, yakni bangsa.

"Saya kira, peranan pesantren terhadap ketahanan bangsa menjadi sangat penting sekali," kata dia.

Laksma juga melihat pesantren telah menjadi institusi yang banyak diterima masyarakat. Tak heran, begitu banyakpesantren yang berada di tengah masyarakat. Juga lulusan pesantren yang banyak diterima perguruan tinggi ternama dan bekerja diberbagai bidang.

Laksma pun berpesan kepada para santri untuk mengenal kebhinekaan bisa diketahui dengan bahasa. Juga melalui bahasa, para santri juga bisa mengenal dunia. "Mengapa kita harus mengenal bangsa dan dunia, jawabnya, karena dunia harus dikuasai untuk merebut akhirat. Karena dunia, ladang dari akhirat," kata dia.

Laksma menilai, dunia saat ini penuh tantangan yang harus dihadapi. Dengan ilmu dan iman, akan mempermudah para santri menghadapi tantangan tersebut.

Presiden Yayasan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN), Ustaz Fadhlan Gharamatan, silaturahim ini memperkuat kebangsaan sekaligus memperkuat jati diri anak-anak Nuu Waar sebagai bagian dari bangsa Indonesia.  

"Saya meminta bapak untuk membantu mendidik anak-anak. Alhamdulillah, anak-anak happy dengan pelatihan ini. Jangan lupa, kalau ada pelatihan bela negara, kami minta bapak mengikutkan anak-anak. Kami ingin memperkuat pemahaman kepada anak-anak bahwa NKRI harga mati," kata dia.

Silaturahim sendiri berjalan hangat. Para santri antusias berinteraksi dengan prajurit TNI yang ikut hadir dalam silaturahim tersebut. Ada santri yang meminta berfoto. Ada pula yang bertanya-tanya soal pengalaman membela negara.

"Saya kira ini, sangat bagus untuk para santri," kata Ustaz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement