Kamis 09 Nov 2017 21:22 WIB

NU tak Risau Potensi Konflik NU dan Wahabi

Rep: Muhyiddin/ Red: Karta Raharja Ucu
Nahdatul Ulama
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Nahdatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik NU dan Wahabi kian meluas dan membesar di beberapa daerah di Indonesia. Namun, Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU, Ahmad Suaedy mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang konflik yang muncul akibat adanya perbedaan dalam memahami ajaran Islam tersebut.

"Saya sebenarnya tidak begitu risau dengan situasi seperti itu (konflik NU dan Wahabi), asal penekan hukum itu ditegakkan," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (9/11).

 

Ia menuturkan, sebelum adanya Perppu Ormas atau pada masa Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu, banyak orang yang bebas melontarkan apapun, seperti saling mengkafirkan dan menyebarkan kebencian. Seharusnya, kata dia, kebebasan seperti itu yang harus ditegakkan saat ini.

 

"Jadi asal prinsipnya, asal hukum ditegakkan secara baik saya kira tidak perlu khawatir tentang dinamika masyarakat itu, itu sesuatu yang biasa aja," ucapnya.

 

Apalagi, menurut dia, sejak dulu paham wahabi di Indonesia juga sudah ada sejak dulu dan tidak terjadi apa-apa. "Sejak dulu juga wahabi sudah ada sejak abad 19 di sini. Jadi, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan berlebihan asal hukum itu ditegakkan," katanya.

 

Ia pun mengimbau agar masyarakat menahan diri untuk tidak melakukan tindakan kekerasan apapun. Jika hanya mengkritik, kata dia, boleh saja dilakukan sejauh tidak menyebarkan kebencian atau saling mengkafirkan.

 

"Agar masyarakat menahan diri untuk tidak melakukan. Kalau mengkritik boleh tapi kalau hate speech atau pengkafiran itu menurut saya akan memunculkan kekerasan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement