Selasa 24 Oct 2017 08:30 WIB

Jokowi Angkat Din Syamsuddin Jadi Utusan Khusus Keagamaan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Elba Damhuri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Din Syamsudin menggelar konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/10).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Din Syamsudin menggelar konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengangkat Prof Din Syamsuddin sebagai utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban. “Hari ini saya telah mengangkat Din Syamsuddin sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban,” kata Presiden saat konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/10).

Sebagai utusan khusus, Din bertugas mengembangkan dialog dan kerja sama antarperadaban dengan mempromosikan kebudayaan dan kehidupan masyarakat Indonesia. Selain itu, mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini juga bertugas mempromosikan kerukunan antarumat beragama sesuai dengan Pancasila, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Dipilihnya Din bukanlah tanpa alasan. Presiden mengatakan, Din memiliki ilmu dan pengalaman sebagai ketua konferensi tingkat Asia dan dunia untuk perdamaian dan agama. “Sudah jelas dan konkret meskipun pada awal-awal beliau ragu-ragu dan saya sampaikan ini untuk kepentingan negara dan bangsa,” ujar Presiden.

Menyusul ditunjuknya Din, Presiden berharap kerukunan agama dapat dibangun di Tanah Air. Diharapkan pula, Din dapat membantu menyelesaikan permasalahan di Palestina, Afghanistan, dan masalah yang dialami Muslim Rohingya.

“Terutama di dalam negeri membangun sebuah kerukunan agama dan banyak sekali tugas-tugas kita yang diharapkan negara lain berkaitan dengan Afghanistan, masalah Palestina, bisa masuk ke Rakhine State Rohingya,” kata Presiden.

Pada kesempatan yang sama, Din mengatakan, ia telah menerima putusan Presiden dengan ‘’Bismillah’’ sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara. "Dalam situasi dunia dewasa ini yang penuh ketidakpastian, ketegangan, bahkan konflik antaragama dan peradaban, Pemerintah RI sering diminta, bahkan dituntut terlibat," ujar Din.

Keterlibatan Indonesia ini, menurut dia, sesuai dengan pesan Pembukaan UUD 1945 agar Indonesia ikut serta dalam memelihara ketertiban dunia dan mewujudkan perdamaian abadi.

‘’Saya menilai pekerjaan ini sebuah perjuangan yang sesuai dengan konstitusi. Saya berniat menjalankan ini sebagai pengabdian kepada bangsa dan negara, mendukung pemerintah kita," kata dia. Din juga berharap mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia dalam menjalankan tugas ini.

Presiden, lanjut Din, berpesan untuk memulai tugas ini dari dalam negeri. Diyakini, kerukunan antarumat beragama, antarkelompok di Tanah Air dapat menjadi modal yang perlu disebarkan ke dunia.

"Khususnya Islam yang dirindukan dunia, Islam dari Indonesia yang bertumpu pada wasathiyah, pada jalan tengah, Islam yang rahmatan lil ‘alamin sangat ditunggu-tunggu," ujar dia.

Din mengaku telah mengusulkan melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno agar orang lain yang menjalankan tugas ini, tetapi Presiden mengharapkan dirinya. "Sebenarnya, apa yang saya lakukan ini sudah saya lakukan selama ini, baik sebagai presiden Asian Conference of Religions for Peace maupun sebagai co-president World Conference on Religions for Peace (WCRP)," katanya.

Ia menilai, dengan penugasan ini maka akan semakin menguatkan posisinya karena ada legalitas dan formalitas untuk berbuat atas nama negara. n antara ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement