Ahad 22 Oct 2017 13:52 WIB

Ribuan Santri Pecahkan Rekor MURI Ngaji Kitab Nashoihul Ibad

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah santri mengaji Kitab Kuning di komplek Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/5).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah santri mengaji Kitab Kuning di komplek Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Sebanyak 80 ribu santriawan-santriawati asal Sidoarjo mengikuti kegiatan ngaji kitab kuning bersama dalam rangka memperingati hari santri di GOR Delta Sidoarjo, Jalan Pahlawan, Magersari, Sidoarjo, Ahad (22/10). Banyaknya jumlah santri yang terlibat dalam kegiatan tersebut sekaligus mencatatkan prestasi yang bakal dimasukkan dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

Adapun, kitab yang akan dibaca dalam acara yang digelar Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) itu adalah Kitab Nashoihul Ibad yang merupakan karya Syekh Nawawi Al Bantani. "Kalau yang terdaftar by name itu ada 80 ribu santri. Kitabnya Nashoihul Ibad," kata Ketua Panitia Muhammad Nizar kepada Republika.co.id, Ahad (22/10).

Namun demikian, meskipun kegiatan tersebut diikuti 80 ribu santri, kitab yang disediakan hanya sebanyak 60 ribu. Nizar menjelaskan, alasannya karena sebenarnya untuk memecahkan rekor MURI, kegiatan tersebut hanya perlu diikuti oleh 23 ribu santri. Namun, karena antusiasme yang cukup tinggi, kegiatan itu bisa diikuti 80 ribu santri, dan panitia hanya bisa menyediakan 60 ribu kitab.

Nizar melanjutkan, selain santri dari pondok pesantren yang ada di Sidoarjo, kegiatan ngaji kitab Nashoihul Ibad diikuti oleh santri lainnya di Jawa Timur. "Yang sudah konfirm hadir ada dari Bangkalan, Madura itu ada Ponpes yang mengirimkan santrinya lima bus, ada juga dati Bojonegoro, Mojokerto, Malang dan Pasuruan," ujar Nizar.

Kegiatan ngaji kitab Nashoihul Ibad itu nantinya akan dipimpin oleh kyai-kyai kondang yang ada di Jawa Timur. Kyai yang dimaksud adalah Kiyai Anwar Manshur dari Lirboyo, Kyai Agoes Ali Masyhuri dari Sidoarjo, Kiyai Sholeh Qosyim dari Sepanjang, dan Kyai Ubaidillah Faqih dari Langitan.

Rencananya, kata Nizar, kegiatan ngaji bareng kitab Nashoihul Ibad itu memang dipimpin oleh 9 kyai kondang dari Jawa Timur. Namun, Kyai Nurul Huda Jazuli dari Ploso, Kyai Nawawi Abdul Jalil dari Sidogiri, Kyai Kholil As'ad dari Situbondo, Kyai Faschrillah Aschal dari Bangkalan, dan Kyai Azaim Ibrohimy dari Sukorejo menyatakan tidak bisa hadir dan hanya mengirimkan perwakilannya.

Nizar menjelaskan, para santri yang terlibat dalam kegiatan ngaji bareng kitab Nashoihul Ibad itu nantinya akan mendapat Ijazah Kolosal. Ijazah kolosal merupakan ijazah yang diberikan kepada para santri, saat sang santri sudah dinyatakan khatam mengkaji suatu kitab.

Meski tidak semua isi kitab Nashoihul Ibad dibaca pada kegiatan ngaji bareng tersebut, para santri sudah dinyatakan layak menerima ijazah kolosal. Itu tak lain, karena di pesantrennya masing-masing, para santri tersebut sudah menyelesaikan kajian kitab Nashoihul Ibad.

"Nasoihul Ibad itu kan karya Syeh Nawawi Al Bantani. Siapa dia? Itu cicitnya adalah Kyai Maruf Amin. Para santri antusias karena ijazah langsung dari keluarga besarnya Syeh Nawawi Al Bantani," kata Nizar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement