Sabtu 07 Oct 2017 10:30 WIB

Ini Enam Tips Memilih Menantu Perempuan Muslim!

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agus Yulianto
Menikah
Foto: Antara Foto
Menikah

REPUBLIKA.CO.ID, Saat seorang gadis menikah, semuanya berubah. Dia meninggalkan rumahnya untuk tinggal bersama pria yang mungkin belum dia kenal sebelumnya, untuk hidup tanpa orang tuanya, di sebuah rumah yang sama sekali baru, dimana dia memiliki tanggung jawab sepenuhnya. Dia juga memiliki keluarga baru, orang tua suaminya, saudara kandung, dan kerabat yang hatinya harus dimenangkannya.

Dan cara terbaik untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan suaminya adalah dengan merangkul keluarganya dengan cinta dan kasih sayang. Berikut adalah enam hal yang harus diingat setiap menantu perempuan Muslim ketika datang saat baginya untuk memulai kehidupan barunya, dan menumbuhkan hubungan baik dengan mertuanya.

1. Tahu hak istri dan hak keluarga suaminya!

Jangan memasuki fase hidup baru ini, tanpa mengetahui hak-hak yang harus diberikan oleh suami anda dan hak-hak yang harus diberikannya kepada kerabatnya sendiri. Cobalah untuk membaca tentang hubungan yang Nabi (saw) pertahankan dengan istri-istrinya juga.

 

2. Mertua suami mungkin memiliki lebih banyak hak daripada yang istri kira

Meskipun sebagai mertua mereka mungkin tidak memiliki hak yang pasti atas istri, orang tua suami memiliki hak tertentu atas istri. Misalnya, ketika menikah lalu tinggal di rumah yang sama dengan mertua, atau rumah berdekatan, maka mertua suami memegang posisi yang sangat penting dalam hidup sebagai tetangga.

Bahkan jika mertua bukan tetangga, mereka adalah Muslim. Setiap Muslim memiliki hak tertentu atas dasar yang lain, yang salah satu dasarnya adalah hak untuk diucapkan Salaam.

3. Kenali ibu rumah tangga yang mendahuluimu!

Jangan lupa bahwa ibu mertua adalah orang yang bertanggung jawab merawat sang suami, sebelum istri memasuki hidupnya. Dia terbiasa dengan caranya sendiri, dan yang terpenting, dia membuatkan makanan yang disajikannya. Sewaktu istri menguasai seni kuliner di dapur baru, mintalah ibu mertua untuk membantu memasak. Ini akan menyenangkan hatinya jik istri mau menerima nasehatnya, itu memastikan dia tidak merasa benar-benar terisolasi atau diganti sejak kemunculan istri ke dalam keluarga.

4. Jangan bersikap defensif

Kadang-kadang, mertua bersifat kelewatan ketika mereka ingin memberikan saran dan nasehat, dan menuntut istri untuk memperhitungkan berbagai hal, berdasarkan pengalaman pribadi mertua. Secara khusus, nasehat mereka biasanya tentang pembinaan rumah tangga, dan perawatan anak yang terkadang menimbulkan banyak perasaan tidak enak antara hati ibu mertua dan menantu perempuan. Hal terbaik yang perlu diingat saat ini adalah tidak bersikap defensif.

5. Istri adalah perpanjangan pakaian untuk suami dan keluarganya

Allah berfirman di dalam Alquran bahwa suami dan istri adalah pakaian satu sama lain (Al-Baqarah 2: 187). Pakaian tidak hanya menghiasi seseorang, pakaian juga melindungi orang tersebut dan menyembunyikan noda dan kesalahannya. Keluarga suami adalah bagian dari siapa dirinya. Jangan membicarakannya dengan keluarga dan teman, atau berbicara di belakang tentang mereka.

6. Lengkapi deen (agama) suami dengan beribadah bersama

Seorang suami dan istri adalah pelengkap setengah dari mereka satu sama lain. Istri dapat membantu suami dalam menyelesaikan tanggung jawabnya terhadap orang tuanya dengan memfasilitasi dia, tidak menghalangi dia. Ini tidak berarti bahwa istri wajib merawat orang tuanya untuknya, itu adalah tetap tanggung jawab suami. Tapi istri pasti bisa membantunya dengan perilaku, dan perilaku terbaik istri kepada mertua akan menciptakan suasana nyaman di rumah.

sumber : muslimvillage.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement