Senin 25 Sep 2017 15:43 WIB

Ribuan Orang Hadiri Haul Kiai Masruri Mughni

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Irwan Kelana
Syeh Tazakhani, mursyid Thoriqoh At-Tijani dari Maroko menyampaikan tausiyah di depan ribuan umat yang menghadiri haul Ke-6 KH Masruri Mughni di pondok pesantren Al-Hikmah2, Benda, Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Ahad (24/9).
Foto: Dok Ponpes Al-Hikmah2
Syeh Tazakhani, mursyid Thoriqoh At-Tijani dari Maroko menyampaikan tausiyah di depan ribuan umat yang menghadiri haul Ke-6 KH Masruri Mughni di pondok pesantren Al-Hikmah2, Benda, Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Ahad (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BUMIAYU – Ribuan orang dari berbagai penjuru daerah, kemarin (24/9)  menghadiri Haul Ke-6 KH Masruri Mughni. Upacara haul dipusatkan di Masjid An-Nur yang terletak tepat di tengah-tengah kompleks Pondok Pesantren Al-Hikmah 2, Desa Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Para jamaah memadati masjid yang terdiri dua lantai tersebut. Mereka terdiri para habib, kiai dan alim ulama, alumni pondok, orang tua wali santri, tamu undangan dan para santri. Karena masjid tidak mampu menampung pengunjung, ribuan jamaah dan para santri harus rela duduk beralaskan tikar dan kertas koran di halaman masjid.

Ketua Panitia Pelaksana KH Itmamuddin Masruri menyampaikan terima kasih kepada umat Islam yang tetap mengingat Almaghfurlah KH Masruri Mughni, pendiri pondok pesantren Al-Hikmah2. ‘’Walaupun sudah enam tahun Abah wafat, tetapi yang menghadiri upacara haul tidak makin berkurang,  malah makin bertambah,’’ kata Gus Itmam.

Acara haul dimulai pukul 13.00 bakda shalat Zhuhur,  diawali dengan tahlil dipimpin KH Ahmad  Sidiq, sambutan Ketua PBNU KH Masyhudi Syuhud dan tausiyah oleh Habib Mahdi Alatas dari Jakarta dan Syeh Tazakhani, mursyid Thoriqoh At-Tijani dari Maroko.

Pagi harinya para alumni menyelenggarakan Seminar Kebangsaan di Gedung Olahraga (GOR) Al-Hikmah2 dan sema’an Alquran 30 juz sekaligus khataman.

Semua jamaah yang hadir mendapat “berkat” yang dibungkus rapi menggunakan tas bertuliskan “Haul Ke-6 KH Masruri”. Menurut Gus Itmam, sedikitnya panitia menyiapkan 5.000 bingkisan untuk para jamaah. “Kami mohon maaf, karena ternyata banyak jamaah yang pulang tidak membawa bungkusan bingkisan berkat tersebut,’’ katanya.

Habib Mahdy Alatas dari Jakarta dalam tausiyahnya menjelaskan, seseorang yang diperingati hari wafatnya pasti karena mempunyai nilai jasa kebaikan dan kelebihan pada  masa hidupnya. “Nggak ada orang jahat yang kematianya dihauli atau diperingati,” kata Habib Mahdy disambut tawa hadirin.

Menurut dia, kalau ada orang atau kelompok yang tidak suka upacara haul, ziarah dianggap musyrik; Dzibaan, Barzanji, Manakib dan lain-lain dianggap bid’ah tidak usah ditanggapi dan digubris dan ditanggapi.

Kiai Masruri meninggal dunia 20 November 2011 usai menunaikan ibadah haji dan dimakamkan di Kuburan Baqi Madinah.

Sementara itu Syeh Tazakhani, mursyid Thoriqoh At-Tijani dari Maroko mengajak umat Islam Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas ibadah kepada Tuhan Yang Esa, serta meningkatkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah wathoniyyah. Dia juga mengingatkan agar umat jangan jauh-jauh dari ulama. “Karena ulama-lah yang akan membimbing umat menuju jalan kebaikan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement