Rabu 16 Aug 2017 05:55 WIB

Mendikbud tak Pernah Wacanakan Full Day School

Mendikbud Muhadjir Effendy dan Ustaz Wahfiudin Sakam
Foto:

8. Selain karena Instruksi Presiden (untuk peningkatan Pendidikan Karakter), juga Keputusan Rapat Kabinet (untuk meningkatkan volume Kerja Guru ASN 40 Jam Sepekan), dalam mempersiapkan program ini Kemendikbud sudah bekerja sama menggodoknya dengan Kemenag yang membawahi Madin-Madin. Dan Kemendikbud sudah mengadopsi hampir seluruh masukan dari Kemenag. Mendikbud juga sudah mendatangi banyak pesantren besar, mensosialisasikan program ini dengan para kiai, bahkan sudah ada pertemuan khusus dengan MUI di kantor MUI dan dalam kesempatan itu pihak MUI, melalui ketua MUI yang memimpin pertemuan tersebut, menyatakan DAPAT MENERIMA program yang akan dilakukan oleh Kemendikbud itu dengan syarat secara GRADUAL (bertahap) dan OPTIONAL (pilihan yg tidak dipaksakan).

9. Mendikbud merasa heran, kalau program yang merupakan Instruksi Presiden dan Keputusan Rapat Kabinet ini (berarti program pemerintah) dianggap hanya sebagai ambisi pribadi Mendikbud. Apalagi kalau ada yg mengatakan karena beliau berasal dari ormas Muhammadiyah maka program ini dimaksudkan untuk menghancurkan Madin-Madin yang banyak dikelola oleh ormas NU.

Bukankah Muhammadiyah juga banyak mengelola Madin? Bukankah Mendikbud (Muhadjir Effendy) dulunya juga alumni dan pengajar di Madin? Terlebih lagi bila ada yang mengembangkan reaksi untuk menuntut Presiden agar mencopot Mendikbud dan menggantinya dengan orang lain. (Atau, belakangan ini ada demo untuk “membunuh menterinya”).

Tentu itu semua bukan karakter Muslim dan karakter bangsa Indonesia. Berulang-ulang Mendikbud berkata: “Saya hanya mengingatkan diri dengan HASBIYALLAAH WANI'MAL WAKIIL, NI'MAL MAWLA WA NI'MAN NASHIIR”.

Demikian apa yang dapat saya simpulkan dari pertemuan dengan Mendikbud pada Kamis 10 Agustus, pekan lalu.

Saya sendiri menengarai, nampaknya soal “Pendidikan Karakter dan Peningkatan Jam Kerja Guru ASN” ini sudah ada yang membelokkannya menjadi persoalan politik, membenturkan satu elemen bangsa Indonesia dengan elemen bangsa Indonesia yang lain, hanya untuk menimbulkan kegaduhan politik nasional. Waspadalah terhadap setiap upaya pelemahan umat Islam dan bangsa Indonesia.

Selain Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Pusat, Wahfiudin Sakam juga adalah:

* Sekretaris Divisi Diklat Lembaga Dakwah PBNU.

* Mudir JATMAN (Asosiasi Tarekat NU) di Jakarta.

* Wakil Talqin Pondok Pesantren Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya, Tasikmalaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement