Selasa 15 Aug 2017 02:39 WIB

Belanda Negeri Bebas Beribadah

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Warga Muslim Belanda, ilustrasi
Foto: Flickr
Warga Muslim Belanda, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada paruh pertama abad ke-20, ratusan pelajar, pelaut, dan pekerja rumah tangga Indonesia menetap di Belanda. Sebanyak 17 juta orang hidup di Belanda. Mereka yang berasal dari beragam latar belakang ke agamaan hidup berdampingan, penuh toleransi.

Sebanyak 907 ribu di antaranya bergama Islam, berdasarkan survei statistik pemerintah Belanda. Mereka berasal dari imigran Maroko dan Turki sebanyak 73 persen dan pengungsi dari Timur Tengah 27 persen.

Ada 13 ribu dari mereka merupakan Muslim asli Belanda dan imigran generasi ketiga. Institut Pendidikan Interdisipliner Belanda memprediksi, pada 2050 populasi umat Islam akan mencapai 7,6 persen dari populasi keseluruhan. Kebanyakan mereka menetap di tiga provinsi, yakni wilayah selatan, utara, dan Utrecht.

Di Eropa, Negeri Kincir Angin menempati posisi keenam berpenduduk Muslim terbanyak setelah Prancis, Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol. Sejak paruh kedua abad yang lalu, umat Islam di Belanda telah mendirikan 450 masjid.

Survei pada 2006 yang dimuat buku Fact Book Muslims in Netherlands menunjukkan, mayoritas penduduk Muslim Belanda mudah mengonsumsi makanan halal dan berpuasa selama Ramadhan. Seperempat Muslim selalu mengunjungi saudara satu keyakinannya, minimal satu pekan sekali.

Muslim wanita mudah melaksanakan shalat di masjid, meskipun mayoritas yang beribadah di sana adalah laki-laki.

Di bidang pendidikan, Muslim Belanda mampu mengenyam pendidikan tinggi hampir sama dengan warga Belanda umumnya.

Pada 1997, hanya 14 persen Muslim yang dapat menempuh pendidikan dan memiliki kesempatan bekerja. Kini, sebanyak 50 persen Muslim Belanda mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak.

Di bidang politik, umat Islam memiliki keterwakilan di pemerintahan. Dua sekretaris negara dari Partai Buruh merupakan Mus lim, Ahmed Aboutaleb keturunan Maro ko dan Nebahat Albayrak keturunan Turki. Perwakilan Muslim juga ada di parle men.

Em pat anggota parlemen Belanda merupakan keturunan Turki dan tiga orang ketu runan Maroko. Perwakilan umat Islam juga ada di senat, dewan provinsi, dan dewan kota. Merekalah yang menyuarakan aspirasi umat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement