Ahad 23 Jul 2017 22:21 WIB
Mengenal Ilmuwan Muslim

Moulavi Hidupkan Pengetahuan yang Lenyap

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Abdulla Moulavi di Kompleks Islam Malabar sebenarnya adalah laboratorium astronom. Di sana, dia menyimpan berbagai instrumen yang digunakan eksplorasi astronomi termasuk satu instrumen melingkar yang disebut Dairatul Hindiyya.

Di kantornya, dia membangun sebuah podium kecil tepat di depan gedung perguruan tinggi Islam, tempat dia mengamati matahari turun sepanjang hari. Podium ini merupakan pusat dari eksplorasi astronominya.

Ketika di kamar dia terlihat sedang berdialog dengan karyanya di bidang astronomi modern, matematika, ilmu falak, dan hisab tradisinal serta teks hukum Islam yang menjelaskan tentang pengamatan bulan, arah kiblat, serta waktu shalat.

Moulavi berusaha menghidupkan kembali pengetahuan yang telah lenyap dari cendekiawan Muslim. Karyanya diajarkan dan dikomentari di berbagai pusat pembelajaran Islam yang lebih tinggi.

Umumnya hasil karyanya menjadi bagian dari ilmu rasional, yang disebut ma'qulat atau al-'ulum al-'aqliyya, hisab (matematika) dan 'ilmul falak (astronomi) dimasukkan dalam silabus madrasah dengan tujuan tambahan memungkinkan ilmuwan dalam mempersiapkan bagan waktu shalat, penampakan bulan, perubahan musiman, menunjuk arah kiblat masjid, dan hal-hal terkait.

Matematika dan astronomi bersama dengan mata pelajaran seperti logika, filsafat, dan metafisika, juga diajarkan di madrasah untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan penalaran para ilmuwan agama yang akan datang.

Khulasatu'l-Hisab, Euclid, Tashrihu'l- Aflak, Chaghmini, Risalat al-Maradiniya, dan lain-lain adalah teks kunci yang digunakan dalam pengajaran astronomi dan matematika. Dengan diperkenalkannya pendidikan barat sekuler dan pendidikan Islam menjadi religius dan material, pusat pembelajaran Islam yang lebih tinggi secara efektif terasing dari sains dan teknologi modern.

Meskipun banyak sekolah Islam tradisional terus mengajarkan teks untuk ilmu hisab, astronomi, dan kiblat, tidak pernah digabungkan atau disesuaikan dengan topik ini seperti penemuan dan perkembangan terakhir muncul di barat. Hanya mereka yang tertarik ingin mempelajarinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement