REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Penyelenggara Haji, Umroh dan In Bound (Asphurindo) Syam Resfiadi mengatakan, tidak terjadi pembatalan perjalanan wisatawan Muslim ke wilayah Palestina, khususnya Masjid Al-Aqsha. "Saat ini beberapa travel di bawah Asphurindo ada yang memberangkatkan, tetapi hanya di wilayah Yerusalem," jelas dia kepada Republika.co.id, Ahad (23/7).
Syam yang juga CEO Patuna Tour and Travel memiliki program ke Al-Aqsha, tetapi belum berjalan. "Kami tetap semangat menjual program Al-Aqsha dan hingga saat ini tidak ada jamaah yang membatalkan diri," kata dia.
Terkait situasi yang terjadi di Al-Aqsha, Syam yakin kejadian yang terjadi tidak akan mengganggu turis dan kegiatan lainnya. Jika masuk ke dalam masjid pun biasanya penjagaan lebih ketat. Turis atau siapapun memang diperiksa dengan ketat, tetapi tetap boleh masuk Masjidil Aqsha.
Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Baluki Ahmad mengimbau agar travel dibawah Himpuh untuk tetap berhati-hati membawa jamaah ke wilayah Palestina. "Untuk kondisi gejolak di Aqsha sebaiknya perjalanannya dipertimbangkan sampai situasi aman," jelas dia.
Sedangkan untuk program umrah, sejak bulan Syawal hingga musim haji selesai visa umrah tidak lagi dikeluarkan Kedubes Saudi. Setelah jamaah haji pulang ke negara masing-masing, umrah kembali akan dibuka.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Imam Anshori mengatakan, situasi di Masjidil Aqsha masih kurang aman. "Kami penyelenggara tetap selalu mengutamakan keselamatan jamaah," jelas dia.
AMPHURI menyarankan kepada anggotanya agar meninjau ulang rencana program wisata ke Al Aqsha. Namun, hingga kini mereka belum menerima laporan adanya pembatalan program.
Meski situasi di Al Aqsha sedang bergejolak, saat ini anggotanya tetap membuka program wisata Al Aqha. Bahkan hari ini anggota mereka ada yang sedang berada di Al Aqsha.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
