Kamis 06 Jul 2017 13:20 WIB

MUI: Teror ISIS Jangan Dianggap Main-Main

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Zainut Tauhid Saadi mengatakan, ancaman teror yang dilakukan kelompok ISIS titak boleh dianggap main-main. Indonesia harus mewaspadai ancaman-ancaman yang dibuat ISIS beberapa waktu terakhir.

"Harus ditanggapi secara serius. Teror tersebut merupakan pernyataan ISIS yang akan berperang di Indonesia dan Malaysia," ujar dia dalam keterangan tertulis pada Republika.co.id, Kamis (6/7).

Menurut Zainut Tauhid, ada tiga hal yang patut diwaspadai terhadap gerakan ISIS. Pertama ISIS adalah gerakan transnasional yang memiliki jaringan di berbagai negara, dengan jumlah pengikut yang tidak diketahui secara pasti. "Dengan pengikut yang tidak dapat dideteksi itu mereka melakukan gerakan rekrutmen, pendidikan dan pengaderan anggota secara sembunyi-sembunyi," ujar dia.

Kedua, ISIS memiliki pengikut dengan tingkat militansi yang sangat tinggi karena mereka dibekali dengan doktrin faham keagamaan radikal dan ideologi terorisme. Sehingga menurut Zainut Tauhid, dengan bekal doktrin dan ideologi tersebut mereka siap menyebarkan faham itu kepada orang lain. "Bahkan mereka rela mati untuk memperjuangkan cita-cita dan keyakinannya itu," jelas dia.

 

Kemudian yang ketiga, disadari atau tidak bahwa bibit-bibit radikalisme di Indonesia sudah mulai banyak tumbuh dan berkembang di berbagai kelompok masyarakat, khususnya di kalangan pelajar, mahasiswa dan pemuda. Hal ini menurut dia, akibat lemahnya pengawasan dan tidak tegasnya pemerintah dalam menegakkan hukum menghadapi kelompok yang mengusung faham keagamaan radikal dan ideologi terorisme, yang menolak Pancasila dan NKRI.

"Kelompok ini berpotensi melahirkan kelompok masyarakat yang simpati dan mendukung perjuangan ISIS," ujar dia mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement