Sabtu 01 Jul 2017 13:52 WIB

Komisi Ekonomi MUI: Starbucks Offside

Rep: Febrianto Adi/ Red: Ilham Tirta
Starbucks
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Starbucks

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Azrul Tanjung menganggap pernyataan CEO Starbucks, Howard Mark Schultz, offside. "Bisa dibayangkan, para investor saja dia tekan, apa lagi karyawan?" katanya melalui rilis yang diterima Republika.co.id.

Seperti diketahui, Howard Mark Schultz yang merupakan CEO Starbucks mempertegas dukunganya dan kampanyenya terhadap LGBT, pernikahan sejenis. Dia mempersilahkan pemilik saham yang tidak sejalan denganya untuk hengkang dari Starbucks.

Menurut Azrul Tanjung, pernyataan tersebut akan berdampak buruk pada keberadaan Starbucks di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara yang berketuhanan dan pancasilais yang mayoritas penduduknya membenci pelaku LGBT dan melarang atau melaknat pernikahan sejenis.

"Diperkuat lagi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tentu saja ini akan menjadi faktor utama bagi investor untuk berpikir ulang menginvestasikan uangnya ke Starbucks dan bisa jadi yang telah menginvestasikan uangnya akan menarik investasinya tersebut," kata Azrul.

Azrul juga menyampaikan alasan atau faktor lain yang bisa membuat Starbucks bangkrut, terutama di Indonesia. Sebab, sasaran pasar Starbucks adalah mayoritas beragama Islam. Jika aksi boikot Starbucks akibat pernyataan tersebut tersebarluas ke seluruh Indonesia itu, berarti sasaran pasar tidak akan lagi mampir ke Starbucks.

"Bisa dipastikan Starbucks akan bangkrut dan hengkang dari Indonesia," kata Azrul.

Menurut dia, ini kesempatan baik bagi pengusaha Muslim Indonesia untuk menyiapkan diri menjadi pengganti Starbucks. Lebih jauh Azrul mengajak umat Islam untuk mencintai produk dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement