Jumat 05 May 2017 15:48 WIB

Ini Bocoran Kang Abik Jelang Bedah Novel Terbarunya di IBF 2017

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Habiburrahman El Shirazy menandatangani novel Bidadari Bermata Bening untuk pre order.
Foto: Dok Republika Penerbit
Habiburrahman El Shirazy menandatangani novel Bidadari Bermata Bening untuk pre order.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dijadwalkan mengisi acara bedah novel terbarunya 'Bidadari Bermata Bening' di Islamic Book Fair (IBF) 2017, Habiburrahman El Shirazy menyiapkan kejutan kecil bagi pembaca novelnya. Penulis novel Islami, Habiburrahman El Shirazy atau yang biasa disapa Kang Abik mengungkapkan, jelang bedah novel terbarunya di panggung IBF 2017, ia sudah menyiapkan poin-poin untuk disampaikan pada Sabtu (6/5). Ia akan terbang dari Semarang langsung ke IBF.

Ada kejutan kecil yang Kang Abik siapkan esok. "Kalau biasanya baca puisi, besok saya akan bacakan langsung potongan novel Bidadari Bermata Bening," kata Kang Abik, Jumat (5/5).

Dalam bedah novel nanti, Kang Abik juga akan ditemani sutradara Ayat-Ayat Cinta 2, Guntur Suhardiyanto. Guntur akan menceritakan proses pembuatan film Ayat-Ayat Cinta 2.

Tentang novel Bidadari Bermata Bening sendiri, ia menjelaskan, novel ini lahir setelah pembaca karyanya sering memintanya membuat novel dengan tokoh utama perempuan. "Novel itu sudah ada. Tapi masih banyak saja yang meminta," katanya.

Di novel Bidadari Bermata Bening, tokoh utamanya adalah Aina Mardhiyah. Ia santri sekaligus khadimat kiai pemimpin pondok pesantren tempat Aina menimba ilmu. "Aina membuktikan, dengan kerja keras ia bisa berprestasi. Ia hadapi lika liku kehidupannya," ungkap Kang Abik.

Di dalam novel juga diwarnai roman dimana putra sang kiai tertarik pada Aina, namun terkendala oleh istri kiai, sang nyai. Saat sang nyai mengizinkan putranya dengan Aina, paman Aina sudah menjodohkan Aina dengan putra seorang tokoh desa. Sayang, perjodohan itu dilandasi sikap oportunis paman Aina yang mencari jalan menuju kursi orang nomor satu di desa mereka.

Selain motivasi untuk para santri untuk bekerja keras untuk meraih sukses, Kang Abik juga menyampaikan kritik sosial dalam novel terbaru ini. Kongkalikong paman Aina dengan mafia desa untuk bisa menjadi kades. Perjodohan itu juga bermotif perbaikan citra putra si mafia yang dipandang kurang baik oleh warga desa.

"Aina ini yatim, ia berprinsip patuh dan hormat pada pakde-nya. Ibunya juga berpesan demikian," kata Kang Abik. Tapi, Kang Abik tidak hendak menampilkan sosok wanita kalah di sana. Dengan kecerdasannya, Aina bisa lepas dari jerat itu.

Kang Abik sangat optimistis dengan novel Bidadari Bermata Bening ini. Apalagi, orang-orang yang Kang Abik minta untuk membaca novel ini sebelum cetak mengapresiasi dan tersentuh dengan novel terbaru ini. "Ini awalan untuk optimis. Kritikan yang disampaikan pun dengan cara lembut," kata Kang Abik.

Di dalam novel ini juga ada tasawuf. Misalnya saat putra sang Kyai tidak jadi bersanding dengan Aina. Dengan kondisi itu, manusia pasti kecewa. Tapi ia ingin larut dalam kecewa dan meniru para sufi agar dekat dengan Allah.

"Saya ingin ajak anak muda untuk tidak jaim seperti yang sekarang banyak disampaikan via televisi. Novel ini coba menyampaikan sisi beda. Tidak sekadar menjadi diri sendiri, tapi menjadi diri sendiri yang dekat dengan Allah," tutur Kang Abik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement