Sabtu 15 Apr 2017 07:10 WIB

Pemuda Islam Perlu Banyak Membaca

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Pemuda muslim (ilustrasi)
Pemuda muslim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT, yaitu surah al-Alaq di Gua Hira. Saat itu, Malaikat Jibril meminta Rasulullah untuk membaca ayat yang diturunkan tersebut. Meskipun, Rasulullah waktu itu selalu mengatakan kepada Malaikat Jibril bahwa dia tidak bisa membaca.

Ustaz Salman Al-Farisi saat menjadi pembicara kajian rutin Sirah Nabawiyah, di Indonesia Syiar Network, Jalan Tebet Dalam VI, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4) mengajak kepada anak muda Islam agar rajin membaca. Sebab, selain rajin membaca, Rasulullah juga manusia kreatif, inovatif, dan produktif. "Setelah nabi menjadi suami, dia lebih pruduktif usahanya, lebih menjulang tinggi usahanya," ujar Ustaz Salman.

Pemuda Islam, kata Ustaz Salman, perlu mencontoh kepribadian Rasulullah SAW. Pemuda Islam harus terus berpikir untuk mengahasilkan karya yang bermanfaat kepada orang lain ataupun diri sendiri. Pemuda Islam juga tidak perlu takut mempunyai cita-cita tinggi. Ustaz Salman mencontohkan cita-cita Rasulullah SAW yang menginginkan agar Madinah, Makkah, dan seluruh jazirah Arab perekonomian dipegang olehnya. Itu bisa dibuktikan Rasulullah dalam waktu 15 tahun.

Pada tahun kedelapan, usai dia menjadi suami Khadijah, menurut Ustaz Salman, Rasulullah telah mampu menjadi orang terkaya di Jazirah Arab. Untuk itu, Ustaz Salman mengaku prihatin melihat kondisi pemuda Islam saat ini yang malas untuk berpikir. Ustaz Salman menilai, adanya pemikiran bahwa harta tidak bisa dibawa ke alam kubur merupakan cara berpikir yang salah dalam ajaran Islam. Menurut dia, cara berpikir demikian menghambat seseorang berpikir kreatif.

"Pemuda Islam harus kaya raya, tapi nggak sombong. Kaya raya, tapi pemurah. Kaya raya, tapi peduli sesama. Ayo lakukan sesuatu yang rill, jangan hanya berangan-angan," Ustaz Salman menegaskan. Ustaz Salman menambahkan, meskipun Rasulullah SAW mendapatkan kekayaan melimpah, tapi dia tidak lupa terhadap kondisi masyarakat sekitar. Dia menunjukkan sikap yang sederhana dan terlihat sama dengan masyarakat biasa waktu itu.

Sikap Rasulullah waktu itu berbeda dengan orang kaya lainnya yang gemar seks bebas dan meminum khamar atau alkohol. Mereka, kata Ustaz Salman, memiliki hati yang gersang sehingga melakukan hal yang buruk tersebut. Kebosanan rasulullah atas kekayaan yang diraihnya, Ustaz Salman mengatakan, membuat dirinya pergi ke Gua Hira untuk bertahannus atau menjauhkan diri dari keramaian. Dari situlah, Rasulullah menerima wahyu pertamanya, yaitu membaca. "Ternyata dakwahnya dahsyat, kuncinya adalah membaca," kata dia.

Karena itu, Ustaz Salman mengajak kepada pemuda Islam agar lebih rajin membaca. Menurut dia, membaca tidak hanya terhadap buku, tapi juga kepada lingkungan dan alam sekitar. Ustaz Salman menekankan, agar pemuda Islam menyisihkan waktu membaca.

Ustaz Salman menjelaskan, seseorang yang kurang membaca akan mudah terpengaruh oleh propaganda yang dimainkan oleh kelompok tertentu. Terlebih saat ini, situasi Indonesia sedang marak permainan propaganda. Ustaz Salman mengatakan, perkembangan teknologi seharusnya dijadikan kesempatan bagi pemuda Islam untuk membaca berbagai hal. Teknologi memudahkan orang untuk mengakses apa pun di melalui internet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement